BI Apresiasi Pengusah Tukarkan Valas dengan Rupiah

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 08 September 2018 - 11:30 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Foto Ist)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengapresiasi para pengusaha yang menukarkan valuta asing (valas) miliknya dengan rupiah dalam beberapa hari terakhir.

"Hari ini pergerakan pasokan dan permintaan terus berlangsung. Itu jadi bagian penting kenapa rupiah stabil," ujar Perry di Jakarta, Jumat (7/9/2018)

Akibat hal itu, suplai atau pasokan di pasar valas menjadi bertambah sehingga permintaan dapat terpenuhi. Ketersediaan likuiditas dolar AS di pasar akhirnya membuat nilai mata uang rupiah terapresiasi dalam beberapa hari terakhir.

Pada Jumat siang di pasar spot, pukul 15.00 WIB, satu dolar AS setara dengan Rp14.875. Level itu melemah tipis dibanding saat pembukaan perdagangan pagi ini di Rp14.868. Meski menurun, rupiah sepanjang dua hari terakhir bergerak di zona penguatan, dan semakin menjauh dari level Rp15.000 per dolar AS.

Perry mengatakan nilai rupiah yang terbentuk saat ini, sudah lebih banyak dipengaruhi mekanisme pasar secara riil. Artinya, ada sinyalemen Bank Sentral mulai mengurangi intervensinya.

Namun, Perry menekankan fokus Bank Sentral masih tetap mewaspadai gejolak nilai tukar dalam beberapa waktu ke depan.

"Terkait dengan keberadaan kami di pasar, bahwa mekanisme pasar juga semakin kuat. Sehingga membentuk pergerakkan kurs yg mencapai suplai dan permintaan di pasar," ujar dia.

Perry tidak menjawab dengan pasti apakah level rupiah saat ini masih berada di luar nilai fundamentalnya. Namun, dia mengatakan ruang penguatan bagi rupiah masih terbuka karena fundamental ekonomi Indonesia yang baik, seperti pertumbuhan ekonomi 5,27 persen di kuartal II 2018, pertumbuhan kredit yang melebihi 10 persen (yoy), dan rencana pemerintah unttuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

"Dan saya yakini defisit transaksi berjalan juga akan turun. Hal itu akan mendukung langkah stabilitas," ujarnya.

Dia menilai langkah pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan sudah sangat "konkret". Langkah itu seperti penaikkan Pajak Penghasilan sebanyak 1.147 Barang Impor, kebijakan penggunaan biodiesel berisi campuran solar dan minyak sawit mentah (B20) dan juga perluasan sektor pariwisata.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.