Rupiah Kian Melemah, Asosiasi Kaca: Inilah Saatnya Pemerintah Jalankan Perpres Nomor 40/2016

Oleh : Ridwan | Jumat, 07 September 2018 - 09:34 WIB

Ilustrasi Pabrik Kaca Lembaran
Ilustrasi Pabrik Kaca Lembaran

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Masyarakat diminta tetap tenang, meski kenaikan harga barang konsumsi diprediksi dapat melonjak.

Menurut catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang tertera pada situs Bank Indonesia, hingga Rabu (05/09), US$1 kini setara Rp14.927.

Melemahnya rupiah banyak mendapat sorotan dari sejumlah pengusaha di dalam negeri. Pasalnya, tak sedikit bahan baku yang mereka pergunakan adalah impor.

Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLPI) Yustinus Gunawan mengungkapkan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hingga menembus angka Rp 15.000 akan berdampak langsung terhadap daya saing industri nasional.

"Perkasanya dolar AS akan sangat sulit untuk menggenjot ekspor ditambah harga gas industri yang masih tinggi akan melemahkan daya saing industri nasional," ungkap Yustinus saat dihubungi Industry.co.id di Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Menurutnya, semakin sulitnya pemerintah menggenjot ekspor dikarenakan sudah semakin penuhnya pasar luar negeri oleh barang atau produk dari Tiongkok.

"Saat ini, pasar luar negeri sudah penuh sesak oleh produk-produk dari Tiongkok. Ini yang akan mempersulit ekspor Indonesia," terangnya.

Ditambahkan Yustinus, inilah saatnya pemerintah menjalankan Perpres Nomor 40 Tahun 2016 yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo untuk segera mungkin menurunkan harga gas industri agar industri nasional semakin bardaya saing.

"Pemerintah secepatnya implementasi Perpres 40 Tahun 2016 tentang penurunan harga gas bumi untuk sektor industri kaca," tegas Pria yang sering disapa Yus.

"Harap diingat juga bahwa harga gas bumi tetap dalam kurs dolar, meski pembayarannya dalam kurs rupiah. Bagaimanapun, produsen dalam negeri pasri berupaya semaksimal mungkin untuk ekspor," tambahnya.

Disisi lain, industri kaca sangat berharap produk kaca lembaran dan kaca cermin masuk ke dalam daftar 1.147 komoditas yang dikenakan PPh impor.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ditjen PKH Kementan kordinasi cegah virus dampak kematian Kerbau

Sabtu, 20 April 2024 - 15:46 WIB

Kementan Sigap Tangani Kasus Kematian Ternak Kerbau Pampangan di Sumsel

Beberapa waktu lalu telah terjadi kasus kematian ternak kerbau pampangan di sejumlah wilayah Sumatera Selatan. Kasus ini tercatat mulai tanggal 15 Maret hingga 6 April 2024, terutama di Desa…

BNI apresiasi Thomas dan Uber Cup

Sabtu, 20 April 2024 - 13:52 WIB

Indonesia Juara di All England dan BAC, BNI Apresiasi dan Dukung Tim Thomas & Uber Cup

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi gemilang para atlet bulu tangkis Indonesia dalam dua turnamen bergengsi, All England 2024…

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…