Sesuai Target, Penerimaan Bea Cukai Masih Berjalan Optimal

Oleh : Herry Barus | Kamis, 23 Agustus 2018 - 13:52 WIB

Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi (ist)
Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi memastikan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai masih berjalan sesuai proyeksi dan bisa mencapai target pada akhir 2018.

Heru dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis (23/8/2018) , menyatakan optimisme pencapaian penerimaan ini didukung oleh realisasi kepabeanan dan cukai hingga akhir Juli 2018 sudah mencapai Rp92,88 triliun atau 47,85 persen dari target Rp194,1 triliun.

"Kami optimistis melihat kinerja organisasi yang semakin sehat, ditopang dengan kerjasama dan sinergi yang semakin kuat dengan seluruh stakeholder terkait sehingga kepatuhan perpajakan semakin baik," katanya.

Penerimaan Rp92,88 triliun yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam periode yang sama untuk tiga tahun terakhir ini terdiri atas penerimaan bea masuk sebesar Rp21,42 triliun, cukai Rp67,55 triliun dan bea keluar Rp3,91 triliun.

Pencapaian penerimaan ini didukung oleh peningkatan kegiatan perdagangan internasional serta kebijakan yang tepat termasuk melalui program penguatan reformasi maupun program penertiban impor, ekspor, dan cukai berisiko tinggi.

Selain itu, peningkatan penerimaan yang tumbuh 16,39 persen dibandingkan periode akhir Juli 2017 juga disumbangkan melalui program upaya ekstra, salah satunya dengan program kemitraan dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Khusus kebijakan Importir Berisiko Tinggi, upaya ini telah menekan jumlah importir berisiko hingga 42,9 persen, serta meningkatkan kepatuhan pajak hingga 61,6 persen, dan secara tidak langsung ikut menyumbang penerimaan pajak hingga 38,9 persen.

"Jadi jumlah importir berisiko tinggi menjadi sangat kecil dan mereka makin patuh, sehingga secara keseluruhan tingkat kepatuhan pelaku usaha juga menjadi semakin tinggi," kata Heru mengenai kebijakan yang diluncurkan sejak akhir Juli 2017.

Kebijakan penertiban juga memberikan dampak positif pada iklim usaha yaitu tumbuhnya industri lokal dan ekspor tekstil Indonesia sebesar enam persen dari 11,83 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 12,54 miliar dolar AS pada 2017.

Kemudian, naiknya kapasitas industri serat dan benang filamen sebesar 15 persen serta tumbuhnya penjualan  sekitar 30 persen pada kuartal I 2018 karena komoditas ini bermanfaat sebagai substitusi impor bahan baku secara borongan.

Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam negeri juga menikmati pertumbuhan hingga 30 persen sepanjang 2017 karena program penertiban importir berisiko tinggi ini ikut memberikan manfaat ekstra berupa peningkatan nilai ekspor.

Untuk 2019, strategi kerja DJBC adalah menjalankan beberapa kebijakan yang meliputi area optimalisasi penerimaan, kebijakan untuk meningkatkan daya saing, insentif untuk peningkatan investasi, transparansi informasi serta peningkatan kepatuhan dan pengawasan.   Khusus strategi optimalisasi penerimaan, kebijakan yang terus diupayakan meliputi ekstensifikasi obyek Barang Kena Cukai (BKC), penyesuaian struktur tarif cukai, perluasan jangkauan program kemitraan DJP-DJBC serta menggali potensi e-commerce.

"Program-program yang telah kami rencanakan, laksanakan, dan kembangkan lebih lanjut ke depan ditujukan untuk membangun ekosistem ekonomi yang sehat dan kondusif untuk berkembang," jelas Heru.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Jumat, 19 April 2024 - 11:01 WIB

Moody’s Pertahankan SCR Indonesia di Peringkat Baa2, Menko Airlangga: Kepercayaan Investor Masih Kuat

Lembaga Pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada…

Menteri BUMN Erick Thohir

Jumat, 19 April 2024 - 10:35 WIB

Erick Peringatkan BUMN untuk Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…

Founder dan CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito

Jumat, 19 April 2024 - 10:20 WIB

Akuisisi Saham Crown Group, Iwan Sunito Tawarkan Rp1 Triliun kepada Paul Sathio

CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito melayangkan penawaran penyelesaian senilai Rp1 triliun kepada Paul Sathio untuk mengakuisisi seluruh saham Crown Group.

Yili melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Jumat, 19 April 2024 - 10:16 WIB

Yili Melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Dalam semangat berbagi dan kepedulian di bulan suci Ramadhan, PT YILI Indonesia Dairy melalui merek unggulannya, es krim Joyday, telah melakukan serangkaian inisiatif program yang bertujuan…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 19 April 2024 - 09:55 WIB

Menperin Agus Bicara 'Blak-blakan' Soal Investasi Menggirukan Apple di Tanah Air

Indonesia tengah mendorong komitmen investasi dari Apple Inc. untuk menanamkan investasi di Tanah Air. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut hadir mendampingi…