MAMI Prediksi Semester II Tekanan Terhadap Rupiah Berkurang
Oleh : Wiyanto | Selasa, 14 Agustus 2018 - 08:51 WIB
Direksi Manulife Asset Management Indonesia (MAMI).
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyebutkan nilai tukar, selama tahun berjalan ini pelemahan Rupiah terus menekan sentimen pasar finansial Indonesia.
"Secara garis besar, pelemahan Rupiah sepanjang tahun ini disebabkan oleh tren penguatan USD terhadap mata uang global, tidak hanya Indonesia saja," kata Ezra Nazula - Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Menurut dia, pelemahan Rupiah bukan disebabkan oleh melemahnya fundamental
ekonomi Indonesia, sebaliknya fundamental domestik masih tetap kondusif, seperti yang kita lihat dari data pertumbuhan PDB Indonesia kuartal dua yang mencapai 5.27% YoY, pertumbuhan tertinggi sejak 2013. Itulah sebabnya untuk menakar potensi pergerakan Rupiah, kita harus mencermati sampai kapan tren penguatan USD ini akan berlanjut.
"Pandangan kami, potensi penguatan USD lebih lanjut sudah semakin terbatas, yang artinya pelemahan Rupiah juga semakin terbatas," katanya.
Katanya, hal-hal yang menjadi katalis penguatan USD - seperti 4 kali kenaikan Fed Rate tahun 2018 dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang solid - sudah terkonfirmasi. Di lain pihak, secara historis melonjaknya utang Amerika Serikat biasanya diikuti dengan pelemahan USD, dan saat ini utang Amerika Serikat dalam tren yang terus meningkat, salah satunya disebabkan kebijakan tax cut.
Dari sisi domestik, ia bilang saat ini Bank Indonesia sangat proaktif menjaga stabilitas Rupiah dengan melakukan intervensi ganda di pasar valas dan obligasi, menaikkan suku bunga 100 bps, dan juga membuka kembali lelang SBI untuk menarik dana asing. Selain itu, secara musiman biasanya di kuartal dua Rupiah memang cenderung tertekan, karena peningkatan kebutuhan USD untuk pembayaran dividen dan juga impor menjelang musim Lebaran.
"Memasuki semester kedua, tekanan terhadap Rupiah tersebut relatif berkurang," katanya.
Komentar Berita