Ditengah Melemahnya Optimisme Bisnis Global, Pelaku Bisnis Indonesia Tetap Paling Optimis

Oleh : Hariyanto | Senin, 30 Juli 2018 - 13:03 WIB

Grand Thornton
Grand Thornton

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Laporan terbaru Grant Thornton International Business Report (IBR) pada Kuartal II 2018 menunjukkan kurangnya optimisme para pemimpin bisnis global terkait prospek ekonomi.

Tren kenaikan optimisme global sejak pertengahan tahun 2017 tampaknya mulai berubah arah seiring realisasi perang dagang antar dua kekuatan ekonomi dunia Amerika Serikat dan CinaTiongkok. 

“Beberapa pihak berpendapat  perekonomian global tahun 2018 mungkin akan sama baiknya dengan tahun-tahun sebelumnya, namun pola optimisme bisnis jelas telah berubah setelah tren kenaikan dua tahun terakhir. Saat ini kita bersiap memasuki fase berikutnya dari siklus ekonomi global, pelaku bisnis dan pembuat kebijakan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk berbagai skenario,” ungkap Francesca Lagerberg, Global Leader Network Development Grant Thornton. 

Perbedaan mencolok ditunjukkan kedua negara yang sedang berseteru, dimana optimisme pelaku bisnis di Amerika Serikat turun 11% dari kuartal sebelumnya menjadi 78%, sebaliknya Cina Tiongkok justru mencatat kenaikan 14% ke level baru di 79%.
 
Berdasar data Grant Thornton International Business Report (IBR) yang dikeluarkan tiap kuartal, ini pertama kalinya pelaku bisnis Cina Tiongkok meraih optimisme bisnis lebih tinggi dibanding Amerika Serikat sejak akhir 2012. 

Menilik angka optimisme di pada kuartal II 2018 lalu tampaknya terlihat perbedaan respon pelaku bisnis di kedua negara terhadap perang dagang ini, seperti diketahui Pemerintahan Amerika Serikat dibawah komando Presiden Donald Trump menaikkan bea tarif masuk 1.300 produk Cina untuk produk teknologi industri, transportasi dan medis dari Tiongkok, yang langsung direspon Pemerintah Cina Tiongkok dengan menerapkan tambahan bea tarif masuk untuk 106 produk impor dari Amerika terutama produk pertanian, mobil hingga pesawat terbang. 

Prediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun ini yang berada di kisaran 2-3% diyakini para ekonom justru akan merasakan imbas yang lebih buruk akan adanya perang dagang dibanding pelaku bisnis di Cina Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi 6-7%.

Sementara itu, kabar baik datang dari Indonesia, tampaknya pelaku bisnis dalam negeri hingga kini belum merasakan dampak berarti dari perang dagang Amerika Serikat – Cina. 

Berdasarkan hasil survei Grant Thornton International Business Report (IBR) terlihat optimisme pelaku bisnis di Indonesia bertahan di angka 98% yang menjadikannya tingkat optimisme bisnis tertinggi di seluruh dunia. Optimisme pelaku bisnis di Indonesia juga jauh di atas rata-rata ASEAN yang berada di angka 64% dan Asia Pasifik di angka 55%. 

“Kenaikan optimisme bisnis di kuartal kedua cukup dipengaruhi banyaknya festive season seperti puasa dan lebaran Lebaran yang mempengaruhi tingginya konsumsi masyarakat dan berpengaruh positif terhadap perputaran bisnis berbagai sektor industri,” ungkap Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia 

Namun meskipun memiliki tingkat optimisme tertinggi di dunia, pelaku bisnis Indonesia secara kontras menempati ranking terakhir global untuk rencana peningkatan investasi di bidang plant and machinery serta peningkatan investasi di bidang teknologi.  

Walau demikian,Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan, Pemerintah Indonesia sudah cukup sadar akan hal ini dengan berkomitmen untuk membangun industri manufaktur berdaya saing global melalui percepatan implementasi revolusi industri ke-4 atau Iindustri 4.0 yang diluncurkan di awal kuartal II tahun ini. 

Implementasi Iindustri 4.0 akan ditopang lima teknologi utama yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotikc dan sensor serta teknologi 3D Printing. 

“Pelaku bisnis di Indonesia diharapkan mampudapat memanfaatkan komitmen pemerintah tersebut untuk menetapkan menentukan strategi investasi jangka panjang demi menjaga pertumbuhan bisnis organisasi secara berkelanjutan dan tentunya tetap siaga waspada akan dampak perang dagang terhadap pasar dalam dan luar negeri,” tutup Johanna.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Jumat, 19 April 2024 - 16:19 WIB

PGE Perluas Pemanfaatan Teknologi Terobosan untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Mempertahankan keunggulan di industri panas bumi tak bisa dilakukan tanpa terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terbaru. Menunjukkan komitmen mengembangkan potensi energi panas bumi di…

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Jumat, 19 April 2024 - 14:51 WIB

Progress Capai 77%, Kementerian PUPR Targetkan Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino - Jambi Rampung Awal 2025

Melanjutkan tinjauan dari Provinsi Sumatera Selatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi dengan PJ Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani dan Anggota…