BPS: Juni 2018, Ekspor Industri Pengolahan dan Pertanian Anjlok

Oleh : Ridwan | Senin, 16 Juli 2018 - 14:22 WIB

 Suhariyanto Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) (dok-INDUSTRY.co.id)
Suhariyanto Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) (dok-INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) meris, neraca perdagangan Indonesia selama Juni 2018 mencatat surplus sebesar US$ 1,74 miliar. Angka ini juga sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI), yaitu surplus lebih dari US$ 1 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ada beberapa catatan yang patut diperhatikan atas perbaikan kinerja perdagangan sepanjang Juni 2018. Salah satunya adalah kinerja sektor pertanian yang tadinya sempat membaik pada bulan-bulan sebelumnya, namun kembali melemah sebesar 35,20 persen menjadi USD0,20 miliar.

"Selain sektor pertanian, sektor dominan dari ekspor non-migas yang jatuh adalah industri pengolahan sebesar 27,28 persen. Padahal sumbangsih industri pengolahan terhadap total kinerja ekspor sebesar 65,73 persen," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dikatakan Suhariyanto, hanya sektor migas dan tambang yang tercatat positif untuk kegiatan ekspor pada bulan lalu, yakni 4,67 persen menjai USD1,72 miliar untuk sektor migas dan tambang menguat naik 1,08 persen menjadi USD2,53 miliar.

"Menurut sektornya, ekspor non-migas pada Juni kemarin, sektor pertanian yang turun (ekspornya) adalah tanaman obat, aromatic, sarang burung, kopi dan lain-lain. Kemudian untuk industri pengolahan juga turun tajam minus 27,28 persen di antaranya ekspor pakaian jadi, tekstil, timah, suku cadang kendaraan bermotor roda empat," paparnya.

Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang HS2 digit, ekspor yang menurun tajam yaitu kendaraan dan bagiannya minus USD241,1 juta, mesin atau peralatan listrik turun USD218,2 juta, mesin-mesin atau pesawat mekanik menyusut USD190,6 juta, kayu, barang dari kayu berkurang USD189,8 juta, dan karet atau barang dari karet sebesar USD182,8 juta.

Suhariyanto menegaskan penurunan ekspor pada Juni adalah hal biasa karena efek libur panjang Lebaran. Meski begitu, ada ekspor produk non-migas yang tercatat meningkat cukup baik dibandingkan Mei 2018 berdasarkakan katergori HS2 digit. Di antaranya bahan bakar mineral naik USD119 juta, bubur kayu menguat USD25,7 juta, pupuk bertambah USD19 juta, nikel USD4,4 juta dan berbagai produk kimia USD3,1 juta.

Sementara, dari sisi tujuan ekspor terdapat tiga negara yang mengalami penurunan paling tinggi dan juga tiga negara yang mengalami kenaikan paling tinggi.

"Untuk negara tujuan ekspor yang turun paling tinggi di antaranya Amerika Serikat sebesar USD439,1 juta, Singapura USD251,5 juta dan Thailand USD195 juta," ungkap Kepala BPS.

Lebih lanjut, ia menambahkan, untuk tiga negara tujuan ekspor yang nilainya meningkat yaitu Tanzania USD16,8 juta, Reunion USD4,4 juta dan Angola USD2 juta. Dikatakannya mayoritas kinerja ekspor ke berbagai negara mengalami penurunan pada bulan lalu.

"Ke depan harus ada upaya mencari pasar ekspor non-tradisional yang sebenarnya pemerintah sudah bergerak, tetapi tentu ini butuh waktu sampai pasar tradisional tersebut berperan cukup besar (terhadap kenaikan ekspor)," tuturnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Danone melakukan MoU dengan Pemulung untuk mengumpulkan sampah botol plastik

Selasa, 23 April 2024 - 18:17 WIB

AQUA dan Ikatan Pemulung Indonesia Kerja Sama Kurangi Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bangka Belitung

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025, hari ini AQUA melakukan kerja sama Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di…

Festival Seoul Beats on Campus (ist)

Selasa, 23 April 2024 - 17:57 WIB

Bakal Gelar Festival Seoul Beats on Campus, President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave

Presuniv berencana membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus…

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…

Fransiscus Go sedang memegang hasil kebun di Nara Kupu Village Sawangan, Depok-Jawa Barat. (Foto: Istimewa)*

Selasa, 23 April 2024 - 16:35 WIB

Pengusaha Sukses NTT Ini Sebut Program Food Estate Efektif untuk Pemanfaatan Lahan yang Sudah Lama Tertidur

Jakarta - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah…