Anak Terduga Teroris Tak Boleh Terstigma
Oleh : Herry Barus | Sabtu, 26 Mei 2018 - 13:06 WIB
Seto Mulyadi Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) (Foto Dok Industry.co.id)
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan anak-anak tidak boleh menjadi sasaran stigma atas perbuatan orang tua mereka, termasuk anak terduga pelaku teror.
"Selalim apa pun orang tua, anak-anak yang mereka lahirkan tidak sepantasnya menerima getah akibat teror yang diduga mereka perbuat," kata Seto melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (25/5/2018)
Seto mengatakan hal itu diatur dalam Pasal 59 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Hak-hak atau kepentingan-kepentingan terbaik anak-anak terduga teroris seharusnya tetap terpenuhi.
Menurut Seto, pengusiran dan pengasingan terhadap anak-anak terduga teroris merupakan pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak.
Apalagi ketika negara bersikukuh "anak-anak terduga teroris" bisa disamakan begitu saja dengan "anak-anak teroris", meskipun tidak ada proses hukum yang pernah diselenggarakan untuk menetapkan status tersebut.
"Negara dituntut konsekuen untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak-anak korban jaringan terorisme," tuturnya.
Seto khawatir pengabaian oleh negara serta persekusi oleh masyarakat terhadap anak-anak para terpidana dan terduga teroris, justru akan menciptakan prakondisi bagi mereka untuk kelak benar-benar mengikuti perilaku kekerasan sebagai cara mencapai tujuan.
Sebagaimana diketahui, sejumlah aksi teror yang terjadi melibatkan anak-anak, termasuk sebagai korban bahkan pelaku. Seperti aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya dan rusunawa di Sidoarjo serta Mapolrestabes Surabaya.
Komentar Berita