FAO-IFAD Beri Dukungan Pada Indonesia Terkait Diskriminasi Produk Kelapa Sawit

Oleh : Hariyanto | Kamis, 17 Mei 2018 - 14:11 WIB

kelapa sawit
kelapa sawit

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Indonesia mendapatkan dukungan dari dua badan PBB, yaitu Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural (IFAD), terkait dengan masalah diskriminasi produk kelapa sawit.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, mengatakan dukungan itu didapat lantaran diskriminasi sawit terkait pada masalah kemanusiaan, kemiskinan, kelaparan, agrikultur, dan peningkatan taraf hidup.

"Dukungan IFAD dan FAO banyak. Nanti seperti IFAD itu akan konferensi 'back to back' (berturut-turut) di Bali, sementara itu mereka juga akan melakukan lobi, begitu juga FAO," kata Luhut yang berencana mengadakan pertemuan teknis di Bali Oktober mendatang bersamaan dengan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.

Menurut mantan Menko Polhukam itu, dukungan tersebut diberikan karena semua pihak sepakat dengan prinsip "Sustainable Development Goals" atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang target nomor satunya adalah pengentasan kemiskinan.

"Masalah kelapa sawit ini masalah yang harus diselesaikan secara terintegrasi, karena itu menyangkut masalah kemiskinan itu adalah kaitannya dengan SDGs itu nomor satu kemiskinan," katanya.

Luhut berharap nantinya publik mendapatkan perbandingan tiga produk utama pertanian yang menghasilkan minyak tersebut agar ada penilaian yang adil terhadap minyak kelapa sawit.

"Jadi kalau memang harus disaingkan ya tidak apa-apa, 'palm oil' disaingkan 'sunflower' (bunga matahari) atau dengan 'soybean' (kedelai)," ungkapnya.

Namun, ia memastikan kelapa sawit lebih unggul karen dapat menghasilkan minyak 10 kali lebih banyak daripada biji bunga matahari dan kedelai.

Sayangnya, perbandingan yang adil tidak pernah muncul karena kampanye negatif yang memberikan stereotipe bahwa minyak sawit berdampak pada kerusakan hutan, membahayakan kesehatan manusia, dan mengganggu habitat hewan yang dilindungi.

Sementara fakta kontribusi industri sawit yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan di negara-negara berkembang terabaikan.

Luhut menambahkan jika kampanye yang tidak berkeadilan itu tidak diatasi, maka kendala terdekat bagi Indonesia akan terjadi pada 2021, di mana Parlemen Uni Eropa melarang impor sawit untuk penggunaan "biofuels" dan "bioliquids", termasuk biodiesel.

"Buat indonesia ada hasil penelitian dari Stanford itu menunjukkan memang yang paling banyak mengurangi kesenjangan kita dari 0,41 ke 0,39 itu adalah kelapa sawit salah satunya yang paling besar. Kalau itu terganggu ini akan merusak nanti beberapa juta orang terkait masalah kemiskinan," katanya. (ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Direktur Utama BRI Sunarso

Kamis, 25 April 2024 - 11:47 WIB

BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun di Triwulan I 2024

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir…

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso

Kamis, 25 April 2024 - 11:26 WIB

Konsisten Bagikan Dividen, DRMA Incar Pertumbuhan Dobel Digit di 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.