Kemenperin Terus Pacu Pengembangan Industri Batik Nasional

Oleh : Ridwan | Selasa, 15 Mei 2018 - 12:30 WIB

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan industri batik nasional. Apalagi setelah UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tanggal 2 Oktober 2009. 

"Pengakuan ini membawa konsekuensi kepada pemerintah maupun organisasi seperti halnya Yayasan Batik Indonesia untuk terus menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan produk batik," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Ia menambahkan, pengakuan dari UNESCO tersebut mendorong semangat para perajin dan industri batik nasional untuk terus mengembangkan industri batik, sehingga batik dapat semakin dikenal di seluruh lapisan masyarakat domestik maupun manca negara.

"Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan program peningkatan kompetensi SDM,  pengembangaan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin atau peralatan serta promosi dan pameran diberikan kepada para perajin dan pelaku usaha batik untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya," terangnya. 

Sementara itu, lanjutnya, untuk meningkatkan akses pasar Kementerian Perindustrian juga memiliki program e-Smart IKM yang mendorong pelaku usaha untuk masuk dalam pemasaran online. 

"Kami juga mendorong agar industri batik memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan dari lembaga pembiayaan perbankan atau non perbankan lainnya untuk memperkuat struktur modalnya," ungkap Gati. 

Lebih lanjut, ia menuturkan, industri batik juga dituntut untuk menjadi industri yang ramah lingkungan. 

"Untuk itu penggunaan zat warna alam pada produk batik merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi," imbuhnya. 

Menurut Gati, pengembangan zat warna alam juga turut mengurangi importasi zat warna sintetik. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat. Batik warna alam hadir menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar.

"Untuk itu, saya menghimbau kepada seluruh perajin dan pelaku usaha batik untuk terus mengeksplorasi potensi zat warna alam yang kita miliki, sehingga dapat memperkaya ragam batik warna alam Indonesia," tuturnya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.