Bank BTN Bagikan Dividen Tahun Buku 2017 Sebesar Rp57,175 per Saham

Oleh : Abraham Sihombing | Sabtu, 24 Maret 2018 - 20:13 WIB

Dirut BTN Maryono dan jajaran direksi BTN (Foto Rizki Meirino/industry.co.id)
Dirut BTN Maryono dan jajaran direksi BTN (Foto Rizki Meirino/industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Manajemen PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2017 bernilai total Rp605,49 miliar (Rp57,175 per saham) pada 24 April 2018. Total dividen yang dibagikan itu mencapai 20% dari laba bersih Bank BTN pada 2017 sebesar Rp3,03 triliun.

“Para pemegang saham Bank BTN pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2017 sebesar 20% dari laba. Sekitar 80% sisanya atau sekitar Rp2,421 triliun akan kami gunakan untuk peningkatan modal guna kepentingan ekspansi usaha,” papar Maryono, Direktur Utama Bank BTN, dalam konferensi pers usai RUPST di Jakarta, Jumat (23/02/2018).

Nilai dividen per saham Bank BTN untuk tahun buku 2017 tersebut masih lebih tinggi 15,6% dibandingkan dengan dividen tahun buku 2016 sebesar Rp49,459 per saham.

Maryono mengemukakan, manajemen Bank BTN saat ini tidak membagikan dividen khusus karena bank berstatus BUMN tersebut mendapat tugas untuk mensukseskan program 1 juta rumah dari pemerintah seiring dengan terjadinya potensi backlog perumahan sebanyak 11,4 juta unit.

“Kementerian BUMN mendukung upaya Bank BTN untuk membantu percepatan pengurangan backlog tersebut,” imbuh Maryono.

Disamping pembagian dividen tersebut, RUPST BTN tersebut juga membahas agenda pergantian direksi. Menurut Maryono, ada dua nama baru dalam jajaran direksi Bank BTN setelah RUPST tersbut.

Pasalnya, demikian Maryono, Andi Nirwoto diangkat sebagai Direktur Information Technology (IT) dan Operation Bank Bank BTN menggantikan Adi Setianto yang habis masa jabatannya. Andi Nirwoto sebelumnya adalah General Manager Operasional Teknologi Informasi BNI.

Maryono menuturkan, direktur lainnya yang baru adalah Yossi Istanto yang menjabat sebagai Direktur Collection & Asset Management.

Di samping kedua direksi baru tersebut, Bank BTN juga mengubah nomenklatur jabatan anggota direksi dengan mengganti Direktur Collection Asset Management & Legal menjadi Direktur Collection & Aset Management yang masih dipegang oleh Nicon Napitupulu.

Bank BTN juga mengangkat Parman Nataatmadja sebagai komisaris Bank BTN. Dengan adanya tambahan dua direksi baru ini diharapkan kinerja Bank BTN dapat menjadi lebih baik ke depan. (Abraham Sihombing)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penandatanganan Kontrak Subsidi Energi 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 12:40 WIB

Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi 2024 Tepat Sasaran

Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, Pertamina akan memastikan…

Gedung BNI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:53 WIB

BNI Exporters Forum Bantu UMKM Tembus Pasar Amerika

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mendorong UMKM Go Global dan meningkatkan devisa negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia.