Sejarah Kabupaten Kendal Diwarnai Oleh Tokoh Legendaris Sunan Katong Dan Paku Wojo
Oleh : Sriyanto | Kamis, 22 Maret 2018 - 10:04 WIB
Pementasan Ketoprak yang mengisahkan Dua Tokoh Legendaris yang Mewarnai sejarah Kabupaten Kendal
INDUSTRY.co.id - KENDAL-- Sejarah kelahiran kabupaten Kendal selain nama Bahurekso yang menjadi bupati pertama kadipaten Kendal, sekarang kabupaten Kendal, ada dua tokoh kontroversi yang hingga kini menjadi legenda masyarakat Kendal. Tepatnya di desa Kutoharjo, Kaliwungu, terdapat peninggalan kompleks makam para wali Kendal diantaranya bernama Sunan Katong dan Paku Wojo yang dianggap sebagai tokoh legendaris Kendal,
Menurut penuturan sutradara ketoprak Soni Wisnu Murti, pada masa silam ada dua tokoh yang saling berhadapan. Namanya Sunan Katong dan Paku Wojo. Dua tokoh ini berbeda pandangan hingga terdapat sebutan kaum abangan dan kaum putih.
“Konon sumber tutur tinular yang beredar di masyarakat waktu itu hingga Paku Wojo adalah anak keturunan Raja Majapahit yang mengembara hingga sampai di Kaliwungu hingga membangun padepokan ulah kanuragan (bela diri) dan memiliki banyak murid yang masih menjadi penganut agama hindu. Sementara tidak jauh dari lokasi padepokan Sunan Katong juga berhasil membangun pondok pesantren yang mengajarkan agama Islam, “ Tutur Soni.
Pakuwojo menduduki wilayah Kaliwungu bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Majapahit. Kegiatan Pakuwojo sempat diketahui Sultan Patah, Penguasa Kesultanan Demak, hingga memerintahkan Sunan Katong untuk mencegahnya. Dan terjadilah perkelahian antara Sunan Katong dengan Paku Wojo.
Ternyata kedua tokoh tersebut sama-sama saktinya hingga muncullah figur Sunan Kalijaga datang untuk menjadi pendamai.
Soni sebagai Sutradara Pementasan Ketoprak di tahun 2017 bercerita bahwa ia mengarahkan ceritanya menjadi bernuansa syiar Islam. “Saya buat adegan Sunan Kalijaga menganjurkan kepada Paku Wojo untuk bisa mengalahkan Sunan Katong bisa dengan menghafalkan rapal (ajian) yang berupa membaca dua kalimat syahadat. Karena waktu itu bersikukuh bahwa Paku Waja tidak mau masuk Islam,”
Akhirnya Paku Wojo mau membaca rapal dua kalimat sahadat yang artinya Paku Wojo sudah mengakui Keesaan Tuhan Pencipta Alam Semesta. Dan otomatis Paku Wojo menjadi Islam.
Karena sudah sama sama Islam antara Sunan Katong dan Paku Wojo hidup berdampingan serta rukun sama-sama membangun masyarakat Kaliwungu-Kendal dengan bernafaskan Islami hingga Kendal saat ini menjadi Kota Santri dan slogan Kendal Beribadat tidak bisa lagi untuk dirubah. Demikian penuturan Soni. (Sriyanto)
Komentar Berita