Pertamina Klaim Merugi Rp 3,9 Triliun Imbas BBM Tidak Naik

Oleh : Ahmad Fadli | Selasa, 20 Maret 2018 - 12:45 WIB

Ilustrasi Pertamina (dok pertamina)
Ilustrasi Pertamina (dok pertamina)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat loss revenue dari hasil jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar sampai Februari 2018 sebesar Rp3,9 triliun. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya penyesuaian harga BBM sampai 2019.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan, perseroan telah mencatat potensi tambahan biaya jual BBM jenis Premium dan Solar sampai Februari 2018.

"Secara formula potensial loss Januari-Februari penugasan Premium dan Solar tidak termasuk JBU (Jenis BBM Umum) di Jawa nilainya Rp3,49 triliun. Ini dua bulan saja, kalau ditambah jual Premium di Jamali mencapai Rp3,9 triliun," tuturnya, di ruang rapat Komisi VII, Jakarta, Senin (19/3/2018).

Iskandar melanjutkan, potensi loss ini ke depan akan bertambah. Di mana proyeksi harga minyak mentah dunia pada level USD60 per barel bisa bertahan sampai akhir tahun.

"Estimasi sampai Desember, harga sama kurang lebih dikalikan sama. Belum tambahan 5-7% saat Lebaran karena Premium dan Solar meningkat. Potensi kerugian bisa Rp24 triliun," tuturnya.

Dia melanjutkan, perseroan telah melakukan hitungan potensi loss revenue terhadap penetapan formula harga BBM jenis Premium dan Solar yang masih berlaku saat ini.

"Jadi untuk Premium berdasarkan harga dasar Rp8.302 per liter plus 8% mestinya harga BBM RON 88 ini Rp8.600 per liter untuk April-Juni. Sedangkan kenyataannya masih di Rp6.450. Sehingga ada selisih Rp2.150 per liter," tuturnya.

Sedangkan untuk Solar, Iskandar mengatakan, dengan subsidi tetap Rp500 per liter, formula 102.30 HIV plus Rp900 per liter, setelah dikurangi subsidi mestinya harga Solar Rp8.350 per liter. "Saat ini berlaku Rp5.150 per liter, ini sudah termasuk Rp500. Masih ada selisih Rp3.200 per liter," tuturnya.

Sebelumnya, Iskandar mengatakan Premium berdasarkan harga dasar Rp8.302 per liter plus 8%, seharusnya harga BBM RON 88 tersebut adalah Rp8.600 per liter untuk periode April hingga Juni.

Sedangkan untuk Solar, Iskandar mengatakan, dengan subsidi tetap Rp500 per liter, formula 102.30 HIV plus Rp900 per liter, setelah dikurangi subsidi, seharusnya harga solar adalah Rp8.350 per liter.

Pemerintah pun sudah menaikkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar. Jumlah subsidi saat ini menjadi Rp1.000 per liter dari sebelumnya Rp500 per liter.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Direktur Utama BRI Sunarso

Kamis, 25 April 2024 - 11:47 WIB

BRI Bukukan Laba Rp15,98 Triliun di Triwulan I 2024

Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, dimana hingga akhir…