Soal Intoleransi Presiden Tegaskan Proses Hukum Berjalan

Oleh : Herry Barus | Selasa, 17 Januari 2017 - 05:26 WIB

Presiden Joko Widodo (Foto: Ist)
Presiden Joko Widodo (Foto: Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Presiden Joko Widodo menegaskan berlanjutnya proses hukum dalam kasus-kasus yang mengancam keberagaman Indonesia.

"Mengenai dimensi hukum, sangat jelas usulan para antropolog meminta Presiden tidak membiarkan kekerasan atau tindakan-tindakan yang mengancam kberagaman dan toleransi. Presiden memastikan proses hukum terhadap mereka yang melakukan tindakan kekerasan akan diproses," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Kantor Presiden Jakarta, Senin (16/1/2017)

Teten menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima 12 antropolog dalam Gerakan Antropolog untuk Indonesia yang Bhineka dan Inklusif (AUI). AUI mengajukan petisi yang meminta agar Presiden Jokowi memperhatikan sungguh-sungguh mengenai persoalan intoleransi dan kedaruratan kebhinekaan Indonesia.

"Memang ada pertimbangan-pertimbangan politik yang saat ini kelihatan oleh masyarakat pemerintah tidak tegas. Tapi tadi ditegaskan Presiden bahwa penegakan hukum harus dilakukan," tambah Teten seperti dikutip Antara

AUI juga menyebutkan ada tiga faktor penyebab intoleransi di Indonesia yaitu faktor pendidika, ketimpangan ekonomi dan hukum.

"Mengenai dimensi pendidikan, Presiden sudah berkali-kali menekankan pentingnya Pancasila kembali diajarkan di sekolah-sekolah dan juga dimasyarakat umum. Dalam waktu dekat akan dibentuk Unit Kerja Presiden mengenai Pemantapan Ideologi Pancasila. Ada unit kerja baru di bawah presiden yang akan memproduksi gagasan-gagasan termasuk memproduksi materi di sekolah dan masyakart umum," ungkap Teten.

Unit itu sudah digagas pada Desember 2016 akan membantu Presiden dalam mengoordinasikan, mensinkronkan, dan mengendalikan pelaksanaan ideologi Pancasila dengan implementasi nilai Pancasila melalui sekolah, lembaga pemerintahan, hingga organisasi kemasyarakatan.

UKP PIP nanti akan dipimpin oleh seorang kepala deputi dan diisi para dewan penasihat yang terdiri atas berbagai tokoh negara, agama, ormas, hingga purnawirawan TNI-Polri sedangkan payung hukumnya diatur melalui peraturan presiden (perpres).

"Kedua dari aspek dimensi ekonomi, dalam waktu dekat akan diluncurkan semacam kebijakan ekonomi baru yang namanya belum dirumuskan tapi 'new economic policy' ini untuk melakukan pemerataan, mengurangi kesenjangan ekonomi yang sedang digodok Menko Perekonomian," tambah Teten.

Presiden Jokowi, menurut Teten, juga sedang melakukan redistribusi lahan seluas sembilan juta hektare dan untuk perhutanan sosial hingga 12,7 juta hektare dan khusus untuk masyarakat adat sekitar 12.300 hektare.

"Selama 10 tahun terkahir ada 23,6 juta hektare lahan yang diberikan ke perusahaan besar dan Presiden mengingatkan ini tidak boleh terjadi lagi karena Presiden ingin agar 'gap' pemilikan lahan tidak boleh terjadi lagi. Reformasi agraria untuk redistribusi lahan ke rakyat akan jadi prioritas dan sudah dilakukan," ungkap Teten.

Menurut Teten, Presiden intinya tidak akan meneruskan program-program yang menimbulkan kesenjangan sosial.

Sedangkan salah satu perwakilan antropolog yaitu Amri Marzawi dari Universitas Indonesia mengatkan bahwa benih intoleransi dimulai dari hal-hal kecil termasuk di bidang pendidikan.

"Maaf saja jadi agak menuju kepada agama tertentu, yaitu agama Islam walau saya juga beragama Islam. Misalnya tausiyah-tausiyah dalam majelis-majelis ta'lim di masyarakat umum maupun di universitas-universitas itu ucapan-ucapan, ajaran-ajarannya mendorong jiwa intoleransi tadi," ungkap Amri.(Hrb)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…