INDEF: Penciptaan Lapangan Kerja Era Jokowi-JK Lebih Rendah Dari SBY-Boediyono

Oleh : Ridwan | Selasa, 20 Februari 2018 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) kembali mengurai hasil perbandingan penciptaan lapangan kerja antara pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan pemerintah sebelumnya, yakni masa Soesilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Ekonom Senior INDEF Djadjad H Wibodo mengungkapkan kinerja pemerintahan Jokowi-JK lebih rendah dari SBY-Boediono jika dilihat dari dua indikator penciptaan kerja.

"Jadi, selama tiga tahun Pemerintahan Jokowi rata-rata pertahun tercipta 2,31 juta penduduk," ujar Djadjad pada acara diskusi di kantornya, Selasa (20/2/2018).

Namun, lanjutnya, angka ini lebih rendah dibandingkan Pemerintahan SBY Boediono untuk tiga tahun pertama yang mampu menciptakam lapangan kerja sebesar 2,8 juta, tapi lebih baik dari Pemerintahan SBY-JK yang hanya sebesar 1,68 juta.

Menurut Djadjad penciptaan lapangan kerja sangat rendah di era SBY-JK karena pada saat itu mereka menaikkan harga BBM sangat tinggi sehingga akhirnya merusak penyerap lapangan kerja.

"Sehingga pada 2005 penciptaan lapangan kerja sangat anjlok. Ditambah, waktu itu Indonesai baru keluar dari krisis setelah program IMF," ungkapnya.

"Indonesia benar-benar menderita selama program IMF tersebut, oleh karena itu pada era pemerintanan SBY-JK penciptaan lapangan kerja sangat rendah," tambah Djadjad.

Agar pemerintahan Jokowi-JK lebih fokus untuk menciptakan lapangan kerja, saran Djadjad, terutama yang pertama agar sektor ekonomi produktivitas naik, dan yang kedua jangan membuat aturan-aturan yang justru merusak sektor-sektor yang banyak menciptakan lapangan kerja.

"Jadi, saya menyimpulkan secara nasional bahwa memang kinerja penciptaan lapangab kerja di era Jokowi-JK masih belum maksimal," katanya.

Hal tersebut diuraikan Djadjad karena bagi dia penciptaan lapangan kerja menjadi sangat krusial supaya dapat mengubah ekonomi politik untuk mengatasi ketimpangan.

"Penciptaan kerja adalah perubah ekonomi-politik yang sangat krusial karena menjadi kunci pengentasan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi," tutur Djadjad.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…

Bank Danamon

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:19 WIB

Danamon Umumkan Jadwal Operasional dan Layanan Pendukung bagi Nasabah Menyambut Libur Panjang Idulfitri 1445 Hijriah

Menjelang periode libur Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) mengumumkan jadwal operasional sejumlah kantor cabang dan layanan pendukung bagi kebutuhan…