Produk Fintech Ini Bisa Digunakan Transaksi di Angkringan Hingga Pasar Tradisional

Oleh : Hariyanto | Minggu, 18 Februari 2018 - 17:42 WIB

Fintech BayarInd (ist)
Fintech BayarInd (ist)

INDUSTRY.co.id - Tangerang Selatan - Sebuah produkfintechyang diinisiasikan dan diciptakan oleh PT Sprint Asia Technology, yang dinamakan 'Bayarind' dan 'Pasarind' dipercaya sebagai solusi sistem pembayaran terbaik.

Pasalnya dua aplikasi tersebut dapat digunakan untuk transaksi atau membayar jajanan di angkringan, pecel lele bahkan belanja sayur di pasar tradisional tanpa harus membawa uang tunai.

"Produk-produk tersebut adalah gerbang transaksi terintegrasi yang dirancang dan diperuntukan bagi konsumen (Bayarind) dan pemilik bisnis (Pasarind)," kata Setyo Harsoyo, CEO PT Sprint Asia Technology, saat acarasoft lounchingBayarind dan Pasarind di Food Markette, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Sabtu (17/2/2018).

BayarInd adalah suatu e-wallet yang menyediakan berbagai metode transaksi. Sementara PasarInd merupakan mobile application yang memungkinkan para pemilik bisnis untuk menerima hasil dari berbagai metode transaksi.

Selain memudahkan proses transaksi bagi konsumen, melalui produk fintech tersebut pemilik bisnis mampu meningkatkan performa bisnis.

Menurut Setyo, keunikan dari aplikasi ini, e-wallet pada umumnya hanya memberikan fasilitas top up sebagai sumber dana. Sedangkan 'Bayarind', selain top up, bisa juga sumber dananya berasal dari kartu kredit dan rekening bank. "Kita bekerja sama dengan banyak bank," ujarnya.

Penambahan dana pada aplikasi ini bisa menggunakan kartu kredit apa saja di seluruh dunia baikVISA,kartu kredit Mastercard,kartu kredit JCBataupunAmerican ExpressaliasAmex.

"Kita mengambil segmen yang atas mulai dari pemilik kartu kredit, segmen rekening, hingga orang-orang yang tidak bisa akses ke bank (unbankable) sehingga ini menjadi target top up saja," ungkapnya.

Ia menegaskan, saat ini kedua aplikasi ini baru sebatas uji coba. "Targetnya untuk 2018 sebanyak satu juta pengguna dan 100 ribu merchant mulai dari segmen makanan hingga toko pakaian. Kita ingin komentar dari pengguna dan pelanggan kekurangannya seperti apa," ucapnya.

Jika ada komentar yang mendesak, pihaknya akan segera memperbaiki. "Setelah itu baru kita akan grand launching. Ini baru uji sistem. Sejauh ini baru melayani pembayaran semata dan belum masuk pada peer to peer lending. Kita belum punya ahli di sana," tuturnya.

Alasan uji coba dilakukan di Food Markette karena kebetulan merupakan milik teman dari CEO dan kebetulan tempatnya bisa dipakai. "Si pemilik punya banyak komunitas sehingga root-nya dapat," ungkap dia.

Lebih jauh dia mengatakan, semua kuliner, pedagang dorongan, tenda-tenda yang jualan pecel lele, hingga tukang sayur di pasar merupakan target Pasarind hingga ke atas, toko-toko pakaian di mal-mal. "Semua segmen bisnis kita layani," tuturnya.

Setyo mengaku optimistis sukses memenangkan persaingan. "Sebab, selain kita punya keunikan, kita punya strategi menyasar segmen yang belum disentuh oleh e-commerce besar-besar. Segmen kita berbeda," tandas dia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…