Mengintip Target Jumbo Kinerja PT PP Presisi Tbk Tahun 2018

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Minggu, 18 Februari 2018 - 11:30 WIB

Presdir PT PP Presisi Tbk Iswanto Amperawan, Direktur Keuangan Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono usai Public Expose PT PP Presisi Tbk (dok INDUSTRY.co.id)
Presdir PT PP Presisi Tbk Iswanto Amperawan, Direktur Keuangan Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono usai Public Expose PT PP Presisi Tbk (dok INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, PT PP Presisi Tbk salah satu perusahaan yang mematok target kinerja menterang tahun ini.

Dalam waktu dekat, anak usaha PT PP (Persero) Tbk itu juga akan mengakuisisi dua perusahaan senilai Rp 320 miliar.

Tahun 2018 tampaknya masih akan menjadi periode emas bagi perusahaan konstruksi terutama yang berstatus pelat merah.

Terang saja tahun ini pemerintah masih akan fokus menggenjot pembangunan infrastruktur dengan anggaran lebih dari Rp 410 triliun yang akan dialokasikan untuk membangun jalan tol, jalan, jembatan, waduk serta infrastruktur dasar lainnya.

Angka tadi belum termasuk belanja modal yang disiapkan BUMN karya dan perusahaan swasta pada infrastruktur yang sifatnya komersial.

Patut dipastikan, BUMN lagi-lagi dapat gawe dominan baik pekerjaan yang diorder pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat, maupun proyek-proyek yang mereka danai sendiri.

Agar pekerjaan tadi efektif, efisien dan mendapat keuntungan maksimal, BUMN karya akan mengalirkan pekerjaan tadi ke anak-anak usaha sesuai bidang yang digeluti.

Contohnya PT Waskita Karya Tbk dimana proyek-proyek tol digarap oleh anak usahanya PT Waskita Toll Road, sementara order beton precast atau ready mix disiapkan oleh anak usahanya yang lain, yakni PT Waskita Beton Precast Tbk.

Begitu pula dengan PT PP (Persero) Tbk yang memiliki sejumlah anak usaha yakni PP Properti, PP Energi, PP Infrastruktur, PP Urban dan PP Presisi. Induk usaha dan anak anak usaha mereka saling bersinergi untuk mendulang kinerja, sekaligus mensukseskan proyek-proyek yang diperoleh.

Karena itu, biasanya kinerja induk usaha BUMN karya akan berbanding lurus dengan anak usahanya.

Tidak sedikit pertumbuhan kinerja anak usaha malah melampaui pertumbuhan holding karena selain menggarap order dari sister company, anak usaha juga diberi kebebasan mencari order proyek dari luar.

Salah satu anak usaha BUMN konstruksi yang berhasil memperkecil tingkat ketergantungan pada internal adalah PT PP Presisi Tbk.

Dikatakan Direktur Utama PT PP Presisi Tbk, Iswanto Amperawan tahun 2017 lalu pihaknya sudah berhasil menyeimbangkan order proyek internal dan eksternal menjadi 50% : 50% terutama pada pekerjaan civil work.

Ini merupakan pekerjaan penggalian fondasi bangunan dan pemindahan tanah dengan alat berat.

Dengan menyeimbangkan porsi order dari proyek internal group dengan eksternal merupakan bukti kami tidak jago kandang tapi bisa menjalin sinergi dengan BUMN lain bahka perusahaan swasta, ujarnya saat Memaparkan Perkembangan Kinerja Perseroan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Atas upaya tadi, perusahaan yang telah mencatatakan sebagian sahamnya di lantai bursa saham dengan kode perdagangan PPRE tersebut telah menuai hasil kinerja gemilang.

Sepanjang tahun 2017 lalu, perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat itu mengestimasikan pendapatan tahun 2017 sebesar Rp1,8 Triliun, atau meningkat 389% dibandingkan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp371,2 miliar.

Dari total pendapatan PPRE itu, pendapatan civil work memberi kontribusi sebesar 78%.

Pendapatan di segmen ini meroket 1.051% menjadi Rp1,4 triliun pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp122,7 miliar.

Sisanya dari bisnis ready mix, pekerjaan fondasi, form work dan rental alat berat.

Sementara itu, laba bersih tahun berjalan, PPRE sepanjang tahun 2017 sebesar Rp240 miliar atau melonjak sebesar 490% dibandingkan raihan pada tahun sebelumnya Rp41 miliar.

Adapun posisi EBITDA, pada tahun lalu mencapai Rp575 miliar atau naik 317% secara year on year.

Posisi arus kas yang diperoleh dari operasi diestimasikan surplus sebesar Rp240 mlliar.

"Walaupun proses audit masih berlangsung, tetapi kami optimis terhadap estimasi tersebut. Kami akan menjelaskan kinerja Perseroan secara lebih detail setelah proses audit yang diharapkan akan selesai pada pekan pertama Februari ini, timpal Direktur Keuangan PT PP Presisi Tbk, Benny Pidakso.

Lebih jauh menurut Benny, kinerja positif dibukukan selama tahun 2017 mencerminkan soliditas PPRE di industri konstruksi sipil di Tanah Air.

Berbekal kapabilitas yang handal dan terintegrasi di hampir seluruh segmen industri konstruksi sipil, kami yakin capaian itu akan berlanjut pada tahun 2018, katanya.

Untuk tahun 2018 ini, PPRE menargetkan pendapatan dan laba bersih masing-masing meningkat sebesar 172% dan 131% dari pencapaian 2017.

Adapun, kontrak baru pada tahun ini dipatok meningkat 35% menjadi Rp8 triliun dari realisasi pada tahun 2017 sebesar Rp5,9 triliun.

Benny melanjutkan penetapan target 2018 yang meningkat signifikan dari estimasi kinerja 2017, bukan tanpa alasan, karena PP Presisi memiliki order book carry over dari tahun 2017 sebesar Rp9 triliun.

"Sehingga dengan tambahan kontrak baru 2018 yang ditargetkan hingga sebesar Rp8 triliun, maka order book 2018 menjadi sebesar Rp17 triliun, ujarnya.

Selain itu, PP Presisi juga memiliki recurring income dari 2 kontrak pekerjaan coal hauling yang dapat memberikan kontribusi pendapatan berkisar 10% hingga 15% tahun ini.

Kenaikan kontrak baru itu salah satunya akan didukung oleh keberhasilan entitas anak PT Lancarjaya Mandiri Abadi yang telah berhasil mengantongi kontrak jasa coal hauling selama 3 tahun dengan PT Barasentosa Lestari, perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Sumatera Selatan.

Selain itu, kontrak-kontrak baru dari sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikebut pemerintah juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kinerja Perseroan pada tahun ini.

seperti proyek-proyek jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan dan lain-lain.

Saat ini, PPRE memiliki portofolio pendapatan yang bervariasi, mulai dari proyek infrastruktur, konstruksi gedung, hingga konstruksi pertambangan yang akan diuntungkan oleh tren kenaikan harga komoditas dunia.

Diversifikasi pendapatan ini didukung oleh posisi PPRE yang kuat sebagai pemimpin di sektor konstruksi sipil diferensiasi produk dan layanan yaitu pekerjaan sipil, ready mix. pekerjaan pondasi, erector, formwork, dan penyewaan alat berat, imbuh Direktur Utama PT PP Presisi Tbk, Iswanto Amperawan.

Pengembangan usaha juga dilakukan melalui langkah anorganik dengan mengakuisisi dua perusahaan.

Akusisi tersebut dikatakan Iswanto ditargetkan terjadi pada Semester I 2018 dengan alokasi dana sekitar Rp320 miliar.

Dikatakan Iswanto saat ini pihaknya tengah melakukan due diligence untuk rencana aksi korporasi tersebut.

Adapun perusahaan yang akan diakuisisi menurutnya merupakan perseroan asal Jepang yang bergerak di bidang erector.

Selain itu, PPRE juga akan membeli saham perusahaan lokal yang bergerak di bidang pondasi.

Perusahaan lokal yang ingin kami akuisisi memiliki pasar yang sangat besar di luar induk usaha, PT PP (Persero) Tbk., katanya.

Ditambahkannya dana yang digunakan untuk akuisisi masuk ke dalam alokasi belanja modal pada 2018 senilai Rp1,6 triliun sebagaimana disebutkan di atas.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada tahun lalu PPRE telah mengakuisisi 51% saham PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) senilai Rp331,5 miliar.

"Dana yang digunakan untuk akuisisi LMA bersumber dari kas internal perusahaan, " pungkas Iswanto.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…

Petugas Bank Mandiri mengecek keuangan yang akan ditukarkan ke masyarakat

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:39 WIB

Antisipasi Kebutuhan Nasabah pada Ramadhan & Idul Fitri, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Secara Net sebesar Rp 31,3 Triliun

Bank Mandiri menyiapkan net kebutuhan uang tunai sekitar Rp 31,3 triliun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat selama 30 hari ke depan, yaitu pada 18 Maret –…