Angin Optimisme Berhembus dari Lantai Bursa Saham

Oleh : Arya Mandala | Minggu, 18 Februari 2018 - 08:35 WIB

Dirut BEI Tito Sulistio (Foto Dok Industry.co.id)
Dirut BEI Tito Sulistio (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pertumbuhan indeks harga saham gabungan yang nyaris mencapai 20% di tahun 2017 menjadi bekal optimisme pelaku pasar mengarungi tahun 2018. IHSG dipercaya masih berpotensi menguat ke level 7.100

Aktivitas perdagangan di Pasar Modal Indonesia ditutup dengan pesta kemenangan.

Pasalnya sepanjang 2017 lalu kinerja pasar modal yang tercermin pada indeks harga saham gabungan (IHSG) tumbuh cukup impresif.

Saat pembukaan perdagangan 3 Januari 2017, IHSG tercatat bertengger pada level 5.275,97.

Sementara pada penutupan pasar 29 Desember 2017, IHSG tercatat berada di level 6.355,64.

Selain kembali mencetak rekor IHSG tertinggi sepanjang perjalanan Pasar Modal Indonesia, angka itu juga menujukkan, sepanjang 2017 pasar modal khususnya instrumen saham mampu menghasilkan pertumbuhan sebesar 19,99%.

Ini merupakan pertumbuhan pasar modal tertinggi keempat di Asia Pasifik.

Hasil tadi setidaknya menjadi bekal optimisme pelaku pasar dalam mengarungi aktivitas investasinya di lantai bursa.

Ada harapan IHSG bisa terus rally hingga menembus level 7.100 di tahun 2018 ini.

Kuncinya pemerintah harus bisa merawat tata kelola ekonomi dengan baik, sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tercapai.

Target itu berpeluang dicapai bila pemerintah mampu menjaga inflasi dan suku bunga di level rendah, sekaligus memperbesar ekspor di tengah tren kenaikan harga komoditas.

Sejauh Indonesia bisa mengelola ekonominya dengan prudent. Maka ekonomi kita akan tetap tumbuh, ujar Budi Hikmat Direktur Bahana Asset Management.

Menurutnya tata kelola ekonomi yang baik akan berdampak pada makin baiknya persepsi pemodal global dan lembaga rating dunia terhadap risiko investasi di Indonesia.

Kita tahu saat ini tiga lembaga rating dunia yakni Fitch Rating, Standard & Poors serta Moodys Credit Rating telah menyematkan label investment grade bagi Indonesia.

Ada peluang rating Indonesia kembali membaik di 2018. Ini diawali oleh Fitch Rating yang menaikan lagi peringkat Indonesia menjadi BBB' dari sebelumnya 'BBB-' dengan outlook tetap stabil.

Bagi Budi, fakta tadi merupakan nilai khusus bagi Pasar Modal Indonesia dimata pemodal dunia untuk memilih Pasar Modal Indonesia sebagai sasaran investasi di tengah berbegai kebijakan global terutama Amerika Serikat (AS).

Kita tahu saat ini AS berencana melakukan reformasi perpajakan dengan memangkas tarif pajak dari 30% menjadi 20%.

Disamping itu Bank Sentral Negari Paman Sam itu juga akan menaikan suku bunga acuan hingga tiga kali sepanjang tahun ini.

Kebijakan itu berpotensi membuat terjadinya reversal dana dari emerging market ke AS.

Budi masih mempertanyakan aksi reversal para investor. Terlebih bila iklim investasi di Indonesia masih tetap menjanjikan.

Bahwa duit itu akan dipakai untuk membiayai infrastruktur di AS? Ini masih puzzling. Apa yang terjadi di AS memang akan berdampak global, tapi yang membedakan nanti bagaimana investor melihat setiap negara punya keunikan dan daya tariknya sendiri, imbuhnya.

Untuk itu Budi optimistis, sepanjang tahun 2018 ini Pasar Modal Indonesia tetap akan menjadi sasaran investasi pemodal dunia dengan estimasi pertumbuhan IHSG mencapai 15,3% di akhir 2018.

Kalau angka indeksnya saya kira bisa mencapai level 7.100, ujarnya.

Meski begitu, ancaman bagi pasar modal sebenarnya tak hanya dalam skala global. Tapi juga dari dalam negeri.

Ini terkait dengan Iklim politik Indonesia di tahun 2018 diyakini bakal makin panas karena siklus pemilihan umum 2019 kian dekat.

Selain itu, akan digelar 171 pemilihan kepala daerah secara serentak di 2018, termasuk di daerah-daerah yang selama ini jadi mesin perekonomian Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali.

Para pemodal tentu akan menghitung potensi risiko investasi yang akan dihadapi di tahun politik 2018.

Karena betapa intrik politik kemungkinan bertebaran yang dikhawatirkan berdampak pada stabilitas sosial dan keamanan dan pada akhirnya mengusik gerak roda perekonomian nasional.

Terkait hal tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), saat Meresmikan Pembukaan Perdagangan Pasar Modal 2018, di Gedung BEI, 2 Januari 2018 memastikan, Tahun Politik 2018 tidak ada kerusuhan.

Menurutnya, hal itu hanya persepsi dan pikiran-pikiran masa lalu.

"Tidak ada bukti, selama tiga kali tahun politik ada kerusuhan atau benturan. Tidak ada sama sekali, karena kampanye sekarang berbeda," paparnya.

Wapres juga mengatakan, risiko terkait momentum politik makin minim karena jika dulu sistem kampanye dilakukan dalam bentuk pengumpulan massa, sekarang kampanye lebih banyak dilakukan di udara atau di dunia maya (medsos). Jadi, bukan lagi di jalan.

Ia menuturkan, jika persepsi baik publik itu dikembangkan, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dan itu semua efeknya ke ekonomi, karena ekonomi juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar itu," pungkasnya.

Walau begitu JK tetap berharap, agar investor tidak terpengaruh terhadap isu tahun politik yang selama ini digencarkan melalui media sosial.

Sembari meminta agar perdagangan pasar modal tahun ini lebih dikembangkan lagi.

Pandangan senada diungkapkan Direktur Utama BEI, Tito Sulistio. Menurutnya pelaku pasar modal telah berpengalaman menghadapi tahun politik.

Namun tidak satupun menganggu kinerja pasar modal. Demikian pula nanti di tahun 2018 dan 2019.

Tito bilang banyak faktor pendorong, mengapa industri pasar modal tetap optimistis di tengah hingar bingar politik, salah satu yang utama adalah stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang cukup baik.

"Pertumbuhan stabilitas ekonomi kita sangat baik, pengalaman pemerintah dalam menjaga ekonomi sudah baik. Pengaruh melemahnya ekonomi Tiongkok bisa kita lewati dengan baik," katanya.

Pada 2018, menurutnya terdapat pelaksanaan Pilkada secara serentak, serta manuver politik menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Namun Tito menyampaikan optimistis agenda politik itu akan berjalan kondusif sehingga pertumbuhan ekonomi nasional dapat tumbuh sesuai target pemerintah sekitar 5,4%.

Lihat saja, pada pilkada sebelumnya, atau pemilu tahun 2004, 2009, dan 2014 lau, kinerja IHSG tetap positif.

"Secara historis, kondisi politik dalam negeri tidak berdampak ke pasar saham. Memang banyak yang bilang situasi politik akan mengganggu, tapi tidak bagi pasar modal," tandasnya.

Kendati demikian, Tito mengatakan salah satu yang perlu diantisipasi di sektor keuangan pada tahun politik 2018, yakni potensi penarikan dana dari sektor keuangan, termasuk pasar modal.

Tak hanya itu agenda Asian Games, pagelaran IMF dan World Bank di Bali, Piala Dunia di Rusia.

"Agenda itu berdekatan juga dengan pembayaran pajak, ini yang harus diantisipasi. Tapi kalau sentimen politik, tidak akan pengaruh," ujarnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tokoh Budaya Nasional Ibu Dr. BRA. Mooryati Soedibyo Telah Berpulang

Rabu, 24 April 2024 - 09:11 WIB

Tokoh Budaya Nasional Ibu Dr. BRA. Mooryati Soedibyo Telah Berpulang

Dengan rasa duka cita yang mendalam, kami menyampaikan bahwa salah satu perempuan terbaik Indonesia, Ibu Dr. BRA. Mooryati Soedibyo, telah meninggalkan kita dalam kedamaian pada hari Rabu, jam…

Peran perempuan di sektor parekraf

Rabu, 24 April 2024 - 09:10 WIB

UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism Jadi Momen Perkuat Peran Perempuan di Sektor Parekraf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, pelaksanaan 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific di Bali…

Jababeka Residence

Rabu, 24 April 2024 - 08:12 WIB

Jababeka Residence Sukses Bikin Sektor Properti di Timur Jakarta Berkembang Pesat

Pengembangan properti yang dilakukan oleh Jababeka Residence di kota hijau Cikarang telah menjadi barometer industri properti di Timur Jakarta. Selain memiliki fasilitas infrastruktur terlengkap…

Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi Cek Peralatan Senjata

Rabu, 24 April 2024 - 06:38 WIB

Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi Cek Peralatan Senjata

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CHRMP., CRMP. didampingi Wakil Komandan Korps Marinir (Wadan Kormar) Brigjen TNI (Mar) Suherlan…

Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi Olahraga Bersama Menembak Pistol

Rabu, 24 April 2024 - 06:29 WIB

Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi Olahraga Bersama Menembak Pistol

Guna menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan kemampuan menembak Pistol, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CHRMP., CRMP. didampingi…