Sejumlah Faktor Negatif Berpotensi Menghadang Laju Pertumbuhan Industri Tahun Ini

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Sabtu, 17 Februari 2018 - 09:50 WIB

Gas Ilustrasi (Hariyanto/ INDUSTRY.co.id)
Gas Ilustrasi (Hariyanto/ INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Tren positif pertumbuhan industri sektor manufaktur bukan bisa saja berbalik tak kondusif, lantaran sejumlah faktor negatif yang berpotensi menghadang di tahun 2018.

Salah satunya terkait tren kenaikan harga minyak dunia. Kondisi ini harus diwaspadai selain faktor panasnya suhu politik yang meningkat sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira Adinegara menilai kenaikan harga minyak berpotensi berimbas pada harga gas dalam negeri yang sangat dibutuhkan oleh industri domestik.

Menurutnya pada pertengahan Desember 2017 tercatat harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari naik US$ 0,63 menjadi US$ 57,99 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara patokan global, minyak mentah Brent North Sea, untuk pengiriman Februari harganya naik US$ 1,29 menjadi US$ 64,69 per barel di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga gas industri saat ini masih berada di level USD10/MMBtu. Padahal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2016 tentang penetapan harga gas industri tertentu di level USD6/MMBtu telah terbit sejak dua tahun lalu.

Terkait masih tingginya harga gas, Sekjen Kemenperin, Haris Munandar mengatakan pihaknya tengah mengkaji sejumlah opsi untuk menurunkan harga gas Salah satu opsi yang dikaji adalah impor dari luar negeri.

Kami sedang perjuangkan, Kalau memang tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri, mungkin kita impor, ujar Haris.

Meski begitu Haris tidak bisa memastikan kapan opsi impor gas diputuskan, sebab menurutnya pihaknya juga mempertimbangkan opsi lain seperti usulan pemotongan Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari gas yang pada akhirnya akan menurunkan harga gas industri, serta pemotongan rantai distribusi gas agar harga ditingkat pengguna menurun.

Pendanaan Ekspansi

Selain energi, faktor penting yang perlu menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan industri tak lain terkait pendanaan ekspansi.

Bank akan tetap menjadi tumpuan pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan belanja modalnya di tahun 2018.

Ini disebabkan karena tren penurunan suku bunga kredit.
Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikan ke otoritas, tahun ini industri perbankan mematok target pertumbuhan kredit di level 12,23%.

Angka itu menunjukan pertumbuhan dibandingkan dengan penyaluran kredit 2017 yang hanya tumbuh sekitar 8%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menyatakan persentase tersebut mencerminkan optimisme perbankan dalam menghadapi 2018 yang diperkirakan akan lebih positif.

Alternatif pendanaan industri juga bisa bersumber dari pasar modal. Apalagi kinerja pasar modal tengah menunjukan tren positif.

Sepanjang tahun 2017 lalu pasar modal dinilai OJK berhasil berperan sebagai alternatif pendanaan pembiayaan, dengan jumlah penawaran umum mencapai Rp254,5 triliun, atau di atas target sebesar Rp217 triliun.

Saya yakin peran pasar modal dalam pembiayaan perusahaan akan terus meningkat dimasa datang, untuk mengimbangi pembiayaan dari perbankan, ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Selain instrumen pasar saham, pelaku industri menurutnya bisa menggunakan instrumen penerbitan surat utang maupun instrumen derivatif dalam meraup pendanaan di pasar modal.

Nah dengan tren bisnis yang positif dan kondusif pasar modal diyakini akan menyerap penerbitan saham maupun surat utang yang dilempar pelaku industri di tahun 2018.

Sektor lain yang diyakini akan tumbuh positif di tahun 2018 adalah properti, terutama pada hunian yang menjadi kebutuhan primer masyarakat.

Tak lain lantaran masih adanya backlog atau kekurangan pasokan hunian hingga sebesar 13,38 juta.

Sokongan penurunan suku bunga serta makin berpihaknya kebijakan dan subsidi pemerintah akan menjadi daya pacu pertumbuhan properti di tahun bershio Anjing Bumi tersebut.

Belum lagi geliat pembangunan infrastruktur serta konstruksi juga berkontribusi sebagai pemicu pertumbuhan properti di tahun 2018.

Optimisme terhadap kebangkitan sektor properti diungkapkan Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia Panangian Simanungkalit.

Menurutnya pertumbuhan bisnis properti tahun ini akan mencapai 8%-10%.

Dia menjelaskan, pertumbuhan akan ditopang oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) yang diprediksi mencapai 15% atau setara Rp80 triliun penyaluran kredit baru.

Proyeksi ini berlaku dengan catatan ada perbaikan pertumbuhan ekonomi ke level 5,2% dan level BI Rate di bawah 7% pada tahun 2018.

Selanjutnya, jangan pernah lupakan sektor pariwisata yang merupakan salah satu keunggulan daya saing Indonesia.

Pengamat Ekonomi & Pasar Modal dari PT Perusahaan Pengelola Aset Kapital, Ferry Latuhihin mengungkapkan sektor pariwisata menjadi salah satu motor penggerak bisnis tahun depan dalam sektor jasa.

"Sektor yang seksi sebenarnya di Indonesia ini adalah tourism," ujar Ferry beberapa waktu lalu.

Namun, agar potensi pariwita bisa tergarap maksimal Ferry berharap semua pemangku kepentingan harus serius menata industri pariwisata.

Semua sumber daya dan strategi harus dikerahkan. Salah satunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Selanjutnya Ferry juga menyebut sektor agro akan tetap memberi kontribusi pertumbuhan bagi ekonomi nasional di 2018.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Omega Hotel Management Segera Meluncurkan Restoran Indonesia "Ramela - Cultural Taste of Indonesia"

Sabtu, 20 April 2024 - 06:12 WIB

Omega Hotel Management Segera Meluncurkan Restoran Indonesia "Ramela - Cultural Taste of Indonesia"

Omega Hotel Management dengan bangga akan segera meluncurkan restoran terbaru mereka yang menampilkan kekayaan kuliner Indonesia, "Ramela - Cultural Taste of Indonesia". Restoran ini akan menjadi…

Aslog Dankormar Tandatangani Naskah Memorandum

Sabtu, 20 April 2024 - 05:12 WIB

Aslog Dankormar Tandatangani Naskah Memorandum

Menjelang acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Asisten Logistik Komandan Korps Marinir (Aslog Dankormar) dilaksanakan memorandum Serah Terima Jabatan dari pejabat lama Kolonel Marinir Tri Subandiyana,…

Menhan Prabowo Subianto Terima Kunjungan Mantan PM Inggris Raya Tony Blair Diskusi Isu Global

Sabtu, 20 April 2024 - 05:04 WIB

Menhan Prabowo Subianto Terima Kunjungan Mantan PM Inggris Raya Tony Blair Diskusi Isu Global

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan Perdana Menteri Inggris Raya (1997-2007) dan Executive Chairman Tony Blair Institute, Mr. Tony Blair, di Kementerian Pertahanan, Jakarta,…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi Papua

Sabtu, 20 April 2024 - 04:57 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi Papua

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri Rapat Koordinasi membahas perkembangan situasi di Papua dan Rapat Koordinasi membahas penyelesaian masalah lahan antara Pemda Sumatera Selatan…

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…