Tumbuh Pesat, Bisnis Industri MRO di Indonesia Akan Capai US$ 2,2 Miliar pada 2018

Oleh : Ridwan | Jumat, 16 Februari 2018 - 13:17 WIB

Ilustrasi Bisnis Jasa Perawatan Pesawat
Ilustrasi Bisnis Jasa Perawatan Pesawat

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia membuka peluang besar pada industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).

Pada tahun 2020, Asia Pasifik diperkirakan akan menjadi pusat pertumbuhan industri MRO pada tahun 2022.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawatatau maintenance, repair and overhaul (MRO) di Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai USD2,2 miliar, naik signifikan dibanding tahun 2016 sebesar USD970 juta.

Oleh karena itu, para pelaku industri penerbangan tengah mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas industri MRO di Indonesia.

Sejak peraturan pemerintah mengenai industri jasa penerbangan di Indonesia mulai dilonggarkan pada tahun 2000, pertumbuhan jasa penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia.

Sejumlah industri penerbangan saat ini bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Indonesia dengan memiliki jumlah penduduk 250 juta dan wilayah yang cukup strategis, tentu akan membutuhkan sarana transportasi udara untuk mendukung konektivitas antarpulau dan wilayah.

Wilayah Indonesia mencakup sebaran lebih dari 17.000 pulau, membentang sepanjang 5.200 km dari timur ke barat dan 2.000 km dari utara ke selatan. Hal ini menjadi pasar yang sangat potensial bagi para investor dunia untuk membangun industri penerbangan di Indonesia, juga untuk perawatannya dari Sabang hingga Merauke.

Selanjutnya, potensi besar untuk industri penerbangan karena menawarkan kenyamanan dan waktu yang lebih cepat serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya.

Berdasarkan laporan International Air Transport Association (IATA), jumlah penumpang udara nasional akan mencapai 270 juta penumpang pada tahun 2034 atau naik lebih dari 300% jika dibanding pada tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 90 juta penumpang.

Diperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan menjadi lima besar dunia pada tahun 2034.

Di sektor tenaga kerja, industri penerbangan global pada saat ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 58 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai US$2,4 triliun. Dalam 20 tahun ke depan industri penerbangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 105 juta orang dan menyumbang US$6 triliun terhadap PDB dunia.

Saat ini industri penerbangan nasional memiliki 16 maskapai penerbangan niaga berjadwal dan 21 maskapai charter didukung oleh hampir 1.500 pesawat, yang beroperasi terjadwal dan tidak terjadwal di tahun 2017.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo di Istana Negara mengatakan, industri perawatan pesawat sangat penting. Harusnya Indonesia punya daya saing tinggi dan ini menjadi peluang besar.

Menurut Presiden, ke depannya, industri ini cukup menjanjikan seiring meningkatnya sektor pariwisata dan perekonomian di Tanah Air. Selain itu, adanya industri perawatan pesawat bisa menurunkan biaya dari industri penerbangan, salah satunya biaya impor komponen pesawat.

Bahkan, Jokowi meyakini, Indonesia mampu kompetitif dengan negara lain dalam memberikan jaminan perawatan pesawat, seperti Singapura.

"Pemerintah Singapura telah memberikan jaminan perbaikan bahwa semua komponen bisa bebas bea cukai dan impor ekspor tidak lebih dari lima jam. Kita bisa? Bisa, kalau mau, niat!" tegasnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4.000 hektare (ha).

Kawasan aviasi terpadu ini akan menjadi yang terlengkap di Indonesia dengan beberapa fasilitas penunjang seperti bandara, sarana perbaikan pesawat, pelatihan pegawai penerbangan, serta area kawasan bisnis dan residensial.

Di samping itu, Kementerian Perindustrian dan Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA) sepakat bersinergi untuk pembangunan unit pendidikan maupun penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat. Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan industri yang akan menampung para lulusan agar dapat langsung terserap kerja.

Kemenperin mencatat, Indonesia akan menyerap sebanyak 12.000-15.000 tenaga ahli MRO dalam kurun 15 tahun ke depan. Sementara itu, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.