Kadin: Industri Akan Terganggu Dengan Kondisi PGN Yang Lagi Kurang Sehat

Oleh : Hariyanto | Kamis, 15 Februari 2018 - 09:02 WIB

Holding Migas Pertamina - PGN (dok IndoPetroNews)
Holding Migas Pertamina - PGN (dok IndoPetroNews)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perubahan nomenklatur PT Pertamina (Persero) yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah berdampak pada penghapusan direktorat gas.

Penghapusan tersebut sekaligus sebagai persiapan pembentukan induk usaha (holding) BUMN migas yang akan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) ke dalam Pertamina. Nantinya, PGN disiapkan menjadi subdirektorat gas.

Direktorat gas dihapuskan dan bisnisnya dipindahkan bertahap ke PGN demi menolong PGN yang sekarat di bursa saham dan butuh transfusi darah dari Pertamina, ujar Achmad Widjaja, Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Hulu dan Petrokimia di Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Bisnis gas Pertamina telah berkembang sejak 2001-2002 dengan ditingkatkan dinas pemasaran gas menjadi dibawah kendali vice president LNG. Sekitar 10 tahun kemudian ditingkatkan menjadi direktorat gas dan dibawah kendali langsung seorang direktur Pertamina. Namun pada 13 Februari 2018, direktorat tersebut dihapuskan.

Menurut Achmad, Pertamina yang memiliki sektor usaha dari hulu ke hilir gas justru menciptakan pasokan gas yang tidak membawa perubahan ke perbaikan. Industri yang sudah menderita karena belum mendapatkan harga gas yang sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016, kemudian harus menghadapi penghapusan direktorat gas Pertamina yang selama ini dianggap bisa lebih dipercaya.

Industri yang menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi kedepan akan terganggu dengan kondisi PGN yang lagi kurang sehat, kata Achmad.

Perpres Nomor 40 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 3 Mei 2016 berisi tentang penurunan harga gas bumi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diperintahkan menetapkan harga gas bumi dengan mempertimbangkan keekonomian lapangan, harga gas bumi di dalam negeri dan internasional, kemampuan daya beli konsumen gas bumi dalam negeri serta nilai tambah dari pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.

Menurut Achmad, pelanggan industri telah diminta PGN untuk menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) baru mulai April 2018. Padahal kepastian harga belum ada.

Apa yang akan terjadi di kemudian hari adalah biaya industri naik. Alhasil daya saing yang selalu diminta presiden untuk bisa kompetitif melawan pasar ekspor akan tidak pernah terwujud, tegasnya.

Achmad menambahkan dengan kisah panjang industri gas hingga tekanan merger yang belum berwujud di PGN akan membawa dampak pada ketidakpastian di masa akan datang. Apalagi dengan kuatnya dunia global berseru ke konsep go green dan penurunan emisi.

Gas akan hilang di perjalanan, yang ada solar industri akan terus masuk jadwal impor yang akan menjadi beban belaka. Kapan lagi kita bisa maju dikala inkonsisten pemerintah di dalam kebijakan perseroan BUMN sendiri selalu terjadi, ungkap dia.

Tantangan bisnis Pertamina ke depan akan semakin kompleks dengan kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, namun tidak dibarengi dengan niat ketersediaan dan membangun infrastruktur.

Dari tahun ke tahun Pertamina cuma bisa gonta ganti kepemimpinan, tidak fokus keeksekusi kebijakan yang in line dengan pemerintah pusat, tandasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Pertambangan, Industri strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan, dalam struktur terbaru manajemen Pertamina, pemerintah telah menghapus direktorat gas karena nantinya urusan tentang bisnis gas Pertamina akan ditangani subholding gas melalui penggabungan PGN dan PT Pertamina Gas (Pertagas).

Makanya gas hilang, nanti akan ditangani subholding gas. Yang penting perubahan paradigma ini, meningkatkan dan memperbaiki pelayanan Pertamina kepada konsumen, kepada pengguna dan costumer, kata dia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Jumat, 26 April 2024 - 05:21 WIB

Kepala Bakamla RI Orasi Ilmiah di Hadapan Ribuan Mahasiswa Universitas Bengkulu

Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., berkunjung ke Provinsi Bengkulu dalam rangka mengisi Orasi Ilmiah Dies Natalis Universitas Bengkulu ke-42. Kegiatan berlangsung…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Jumat, 26 April 2024 - 05:16 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Hadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di UMJ

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara Silaturrahim Halal Bihalal 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlangsung di Gedung Cendekia Lantai dasar, auditorium KH. A. Azhar Basyir,…

Oreo Pokemon hadir di Indonesia mulai Mei 2024 mendatang.

Jumat, 26 April 2024 - 00:11 WIB

Oreo Pastikan Hadirkan Kepingan Langka Pokemon ke Indonesia

Kolaborasi edisi terbatas dua merek ikonik dunia OREO dan Pokémon segera hadir dan menginspirasi seluruh penggemarnya di Indonesia.

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Pertahankan Kepemimpinan di Industri Asuransi Jiwa

Kamis, 25 April 2024 - 23:56 WIB

Prudential Indonesia dan Prudential Syariah Umumkan Hasil Kinerja Perusahaan Yang Solid Selama 2023

Prudential Indonesia terus melanjutkan komitmennya melindungi dan mendukung nasabah dengan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp17 triliun atau lebih dari Rp46 miliar per hari.

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…