Imbal Hasil Obligasi Tenor 10 tahun Akan Turun ke 6 Persen

Oleh : Wiyanto | Jumat, 19 Januari 2018 - 15:59 WIB

Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)
Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Diperkirakan pasar obligasi  akan semakin menarik pasalnya imbal hasilnya akan redah. Setidaknya imbal hasil akan di level 6% untuk tenor panjang.

....mengatakan faktor pendorongnya rendahnya suku bunga acuan yang dicantumkan Bank Indonesia.

"Kami melihat imbal hasil obligasi (tenor 10 tahun) berpotensi turun kearah rerata tahunan 6,0% di tahun 2018, dari rerata tahunan 7,3% di 2017. Penurunan rerata imbal hasil sebanyak 130 bps ini adalah bukti jelas bahwa suku bunga pasar di Indonesia telah turun cukup banyak selama 13 bulan terakhir,"kata dia di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Kedepannya, ia  melihat arah pergerakan suku bunga pasar relatif netral dengan bias ke arah bawah. Dengan membandingkan prospek rerata imbal hasil sebesar 6,0% di 2018 versus imbal hasil saat ini (6,2%). Menurutnya, bahwa arah pergerakan suku bunga sepanjang 2018 akan relatif netral dengan sedikit bias kearah bawah.

Katanya, ada lima faktor yang diperkirakan menjadi penentu pergerakan imbal hasil di pasar obligasi. Pertama, masih akan relatif besarnya arus masuk neto investasi asing di pasar obligasi, yang kami perkirakan di kisaran USD 8-10 miliar, ditopang oleh prospek dimasukkannya local currency bonds Indonesia kedalam dua indeks global lainnya diluar JP Morgan EMBI. Kedua, imbal hasil neto (net-yield) dari obligasi Indonesia berdenominasi rupiah masih akan berkisar di angka 2,50-2,75% - alias paling menarik diantara negara-negara Emerging Markets lainnya. Ketiga, persepsi risiko pasar obligasi Indonesia semakin menurun. Bila indeks Credit Default Swap tenor 5-tahun kita jadikan tolok ukur, maka risiko Indonesia telah turun ke level terendah sepanjang sejarah.

Keempat, bentuk kurva yield obligasi Indonesia masih relatif curam karena prospek pertumbuhan nominal PDB Indonesia masih di angka sekitar 8,5 – 9,0% dibawah asumsi 7DRRR tetap berada di angka 4,25%. Tingkat kecuraman gradien seperti ini mengindikasikan masih adanya potensi upside bila berinvestasi di pasar obligasi Indonesia. Kelima, prospek tetap stabilnya mata uang rupiah di 2018. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Jumat, 19 April 2024 - 11:01 WIB

Moody’s Pertahankan SCR Indonesia di Peringkat Baa2, Menko Airlangga: Kepercayaan Investor Masih Kuat

Lembaga Pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada…

Menteri BUMN Erick Thohir

Jumat, 19 April 2024 - 10:35 WIB

Erick Peringatkan BUMN untuk Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen…

Founder dan CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito

Jumat, 19 April 2024 - 10:20 WIB

Akuisisi Saham Crown Group, Iwan Sunito Tawarkan Rp1 Triliun kepada Paul Sathio

CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito melayangkan penawaran penyelesaian senilai Rp1 triliun kepada Paul Sathio untuk mengakuisisi seluruh saham Crown Group.

Yili melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Jumat, 19 April 2024 - 10:16 WIB

Yili Melalui Joyday Salurkan Bantuan melalui YKAI dan Komunitas Sosial

Dalam semangat berbagi dan kepedulian di bulan suci Ramadhan, PT YILI Indonesia Dairy melalui merek unggulannya, es krim Joyday, telah melakukan serangkaian inisiatif program yang bertujuan…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 19 April 2024 - 09:55 WIB

Menperin Agus Bicara 'Blak-blakan' Soal Investasi Menggirukan Apple di Tanah Air

Indonesia tengah mendorong komitmen investasi dari Apple Inc. untuk menanamkan investasi di Tanah Air. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut hadir mendampingi…