BI Ingatkan Potensi Harga Pangan Kerek Inflasi

Oleh : Herry Barus | Jumat, 19 Januari 2018 - 07:47 WIB

Bank Indonesia
Bank Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Bank Indonesia memperingatkan bahwa kenaikan harga beras dan komoditas hortikultura dapat mengerek naik inflasi selama Januari 2018.

Untuk itu, koordinasi antara BI, pemerintah pusat dan daerah harus ditingkatkan, terutama untuk mejaga produksi dan distribusi barang tersebut, kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis (18/1/2018)

Ia mengatakan faktor ketersediaan stok barang pangan dan kelancaran distribusi menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.

"Tekanan dari harga pangan perlu diwaspadai," ujarnya.

Berdasarkan survei pemantauan harga hingga pekan ke dua, inflasi tahunan pada Januari 2018 sebesar 3,2 persen.

Bank Sentral menargetkan laju inflasi sepanjang 2018 berada pada kisaran 2,5-4,5 persen, setelah inflasi pada 2017 sebesar 3,61 persen (yoy).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga beras yang cenderung naik pada awal Januari 2018 telah menjadi fokus perhatian pemerintah sejak akhir 2017 dan berbagai upaya siap dilakukan untuk menjaga pergerakan harga komoditas ini.

Untuk itu, Kementerian Keuangan siap berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian terkait tata kelola niaga agar harga beras kembali stabil.

Selain itu, kata Sri Mulyani, koordinasi juga dilakukan dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter melalui pengendalian inflasi inti agar tidak memengaruhi inflasi nasional secara keseluruhan.

"Pemerintah melihat faktor-faktor yang bisa dipengaruhi melalui kebijakan, misalnya kebijakan impor beras dan kelancaran arus barang, sehingga inflasi bisa ditekan dan distabilkan pada level yang tetap terjaga rendah," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat beras merupakan komoditas kelima, setelah tarif listrik, biaya perpanjangan STNK, ikan segar dan bensin, yang dominan memengaruhi inflasi pada 2017.

Meski demikian, harga beras yang tinggi pada November-Desember 2017 memberikan kontribusi yang signifikan pada tingkat inflasi nasional pada dua bulan terakhir 2017.

Harga beras diperkirakan masih menyumbang inflasi pada Januari 2018 sehingga pemerintah berupaya untuk menstabilkan harga, termasuk mengimpor beras khusus sebanyak 500 ribu ton.

Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi inflasi sebesar 3,5 persen, sedangkan tingkat inflasi nasional pada 2017 secara keseluruhan tercatat sebesar 3,61 persen.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.