Masyarakat Perfilman Bakal Adakan Kongres Mencari Solusi Nasib Film Nasional

Oleh : Amazon Dalimunthe | Rabu, 20 Desember 2017 - 09:20 WIB

Masyarakat Perfilman Bersiap Melakukan Pertemuan sebelum Kongres Peran Serta Masyarakat Perfilman
Masyarakat Perfilman Bersiap Melakukan Pertemuan sebelum Kongres Peran Serta Masyarakat Perfilman

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,-- Banyaknya jumlah produksi film nasional tahun-tahun belakangan ini ternyata belum diimbangi dengan sistim tata edar yang baik. Bahkan sejumlah produser film merasakan ketidakadilan dalam hal peredaran film impor dan film nasional. Untuk itu sejumlah tokoh dan insan film berencana akan menggelar Kongres Peran Serta Masyarakat Perfilman (KPMP) di Surabaya, pada 2 – 3  April 2018 mendatang.

Sebelum kongres, masyarakat perfilman menggelar pra kongres yang  dihadiri oleh anggota beberapa organisasi film dan insan film lainnya. Di antaranya Ketua PPFI HM Firman Bintang, Ketua KFT / Parfi Febryan Aditya, Ketua Senakki Akhlis Suryapati, Sekjen Asirevi Rully Sofyan, produser film dan pengusaha bioskop Nicky Rewa.

Selain itu ada produser film Shanker RS, Donny Ramadhan dan Leles Sudaryanto, sutradara film John de Rantau, aktor senior Dian Hasry,  Sekjen KCFI yang juga pengacara dari Bang Japar, Djudju Purwantoro, SH dan banyak lagi. Juga hadir Kepala PusbangFilm Kemendikbud Maman Wijaya yang hadir sebagai anggota masyarakat film.

Menurut Sony Pudjisasono, dalam rapat pra kongres yang berlangsung di Hotel Sultan Senayan, Jakarta, Senin (18/12/17), Kongres akan digelar untuk menghimpun masyarakat perfilman yang mendambakan sistem perfilman yang adil dan mendorong pelaksanaan UU Perfilman yang sampai saat ini tidak berjalan.

“Undang-undang perfilman sudah dibuat sejak tahun 2009, tapi hanya satu Peraturan Pemerintah (PP) yang dibuat, yakni tentang LSF. Sedangkan PP dari pasal-pasal yang lain tidak pernah selesai. Ada apa sebenarnya? Kita punya BPI tapi tidak bisa berbuat apa-apa, karena BPI sudah terkooptasi oleh kepentigan bisnis yang besar,” kata Sony.

Sekretaris PSMP Rully Sofyan SH memaparkan tentang proses legislasi dan lahirnya undang-undang termasuk UU Perfilman yang melalui proses panjang dan diperintahkan UU pula. Jika UU yang dibuat tidak berjalan, masyarakat bisa meminta kepada presiden untuk mencabut UU tersebut dan menerbitkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang).

“Mungkin presiden juga tidak tahu kalau UU No,33 tahun 2009 tentang perfilman tidak jalan. Saya yakin presiden berpihak kepada film Indonesia, sehingga kalau dia menerima masukan, dia akan mengambil kangkah untuk membela film Indonesia. Oleh karena itu nanti hasil kongres akan kita serahkan kepada Presiden,” kata Rully.

Dalam kesempatan pra kongres tersebut  beberapa produser mengeluhkan perlakuan tidak adil yang diterimanya dari pihak bioskop.“Kalau kita ingin meminta jadwal di Twenty One, film kita akan dinilai oleh tim yang kita tidak tahu siapa. Kemudian akan dikasih 15 layar atau 30 layar. Dasarnya apa? Padahal film itu kan tidak bisa ddiprediksi hasilnya. Kita tahu film itu tidak ada profesornya. Kadang film yang dinilai jelek bisa laku, dan film yang dibilang bagus bisa jeblok hasilnya,” kata produser Shanker RS.

Shanker yang kini banyak membuat film kerjasama di Malaysia mengatakan, di Malaysia yang mengatur peredaran film adalan Finas (Perbadanan Kemajuan Film Nasional Malaysia), bukan pemilik bioskop. “Di Malaysia ada yang namanya FIFO – first in first out, siapa yang lebih dulu datang, lebih dulu ke luar! Kalau di sini kan kita tidak tahu siapa yang duluan mendaftar, siapa yang duluan tayang. Ketidakpastian itu yang membuat saya tidak berani membuat film di Indonesia. Padahal sebagai orang Indonesia, saya juga ingin membuat film di Indonesia!” tandas Shanker.

Produser film dari Makassar, Nicky Rewa mengatakan peluang untuk mendapatkan layar yang lebih banyak tidak didapat oleh filmnya, karena dianggap sebagai film daerah. “Film saya,  semua orang tahu, selalu penuh penontonnya di daerah. Tapi tidak dikasih layar di tempat lain, karena disebut film daerah. Ini kan sama saja bioskop mengajarkan separatisme,” ungkap Nicky.

Maman Wijaya, Kepala Pusbang Film menganjurkan agar peserta Kongres membawa hasil Kongres kepada menteri agar bisa ditindaklanjuti. “Jadi silahkan nanti temui Pak Menteri, bawa hasil Kongres, agar bisa ditindaklanjuti. sebagai pelaksana teknis, Pusbang hanya menjalankan pekerjaan sesuai aturan yang ada. Saya juga menunggu aturannya ke luar. Kalau tidak ada bagaimana saya bisa melaksanakannya “ kata Maman. (AMZ)

 

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso

Kamis, 25 April 2024 - 11:26 WIB

Konsisten Bagikan Dividen, DRMA Incar Pertumbuhan Dobel Digit di 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

AMMAIA Ecoforest Raih Sertifikasi Greenship Neighborhood

Kamis, 25 April 2024 - 11:17 WIB

Tawarkan Keseimbangan Hunian Berkelanjutan dan Kenyamanan Ekosistem Terpadu, AMMAIA Ecoforest Raih Sertifikasi Greenship Neighborhood

AMMAIA Ecoforest, dikembangkan oleh Astra Land Indonesia (ALI) melalui kerjasama dua developer properti terkemuka Astra Property dan Hongkong Land, menghadirkan sebuah kawasan perumahan eksklusif…

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo

Kamis, 25 April 2024 - 11:00 WIB

Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah

DURASI dan skala dari konflik Iran-Israel tak sekadar mengeskalasi ketidakpastian, namun juga memengaruhi perubahan dinamika global di hari-hari mendatang. Komunitas internasional, secara tidak…

Ilustrasi industri keramik

Kamis, 25 April 2024 - 10:53 WIB

Antidumping Keramik, FOSBBI: Tak Perlu Dijalankan, Penjulan Lesu

Ketua Umum Forum Suplier Bahan Bangunan Indonesia (FOSBBI), Antonius Tan menyebut bahwa saat ini, para produsen maupun importir keramik masih melihat secara mendalam terkait Peraturan Menteri…

Ditinjau Presiden Jokowi, Hutama Karya Optimis Bendungan Bulango Ulu Rampung 2024

Kamis, 25 April 2024 - 10:49 WIB

Ditinjau Presiden Jokowi, Hutama Karya Optimis Bendungan Bulango Ulu Rampung 2024

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau proyek Bendungan Bulango Ulu Paket I garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango sebagai rangkaian…