Alasanologi Jerusalem Ibu Kota Israel
Oleh : Jaya Suprana | Kamis, 14 Desember 2017 - 13:24 WIB
Jerusallem (telegraph images)
INDUSTRY.co.id - DONALD Trump kreatif membuat alasan maka memiliki perbendaharaan cukup banyak alasan untuk membenarkan kebijakan dirinya mengakui Jesusalem sebagai ibukota Israel padahal Israel sudah punya ibukota yaitu Tel Aviv.
Bahkan Trump belum puas hanya mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel maka memerintahkan Kemenlu AS untuk segera memindah kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem demi makin menyakiti hati mereka yang sebenarnya sudah cukup sakit hati akibat Jerusalem diakui Trump sebagai ibukota Israel .
The Promising Land
Gerakan bikin sakit hati diperparah beranekaragam alasan yang memang sengaja dibuat untuk menyakiti hati orang lain.
Misalnya alasan memindah ibukota Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem adalah demi memenuhi janji yang dijanjikan Trump di masa kampanye pilpres dirinya.
Jelas alasan tersebut menyakit hati warga Palestina sebab Trump berjanji jelas bukan kepada warga Palestina lalu kenapa mereka harus mengikhlaskan Jerusalem sebagai ibukota Palestina direbut Israel.
Bayangkan betapa sakit hati warga Singapura apabila Indonesia mengklaim Singapura ibukota Indonesia. Atau sebaliknya betapa sakit hati warga Indonesia apabila Singapura mengklaim Jakarta ibukota Singapura.
Alasan yang menyakitkan hati kaum bukan Nasrani dan Yahudi adalah Trump memberikan alasan bahwa mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel adalah demi mewujudkan janji "The Promosing Land" alias "Tanah Yang Dijanjikan" yang tersurat di dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani yang berarti sama sekali tidak dijanjikan bagi mereka yang bukan umat agama Yahudi dan Nasrani.
Alasan politis apa pun jelas sulit diterima oleh mayoritas negara anggota PBB karena PBB sudah menjalin kesepakatan politis yang sama sekali tidak selaras dan tidak sesuai dengan anekaragam alasan politis Donald Trump demi membenarkan kebijakan Trump mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel yang sebenarnya bukan negara bagian AS.
*Jujur*
Alasan yang paling jujur sekaligus paling menyakitkan adalah pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel merupakan bagian hakiki dari strategi politik luar negeri AS demi mendukung penjualan senjata buatan AS ke Timur Tengah dengan jurus divide et empera agar lebih mudah bagi AS untuk menguasai negara-negara Timur Tengah yang merupakan sumber minyak bumi terbesar di planet bumi masa kini.
Maka sudahlah benar bahwa Donald Trump untuk maju tak gentar rawe-rawe rantas malang-malang putung dalam mendukung industri senjata Amerika Serikat dengan tidak menghadirkan perdamaian di marcapada ini.
Sebab perdamaian memang merupakan musuh terbesar industri senjata!.
(Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan yang mendambakan perdamaian dunia)
Komentar Berita