Ango An Poteh Tolang, Setnov

Oleh : Emha Ainun Nadjib | Rabu, 22 November 2017 - 17:37 WIB

Budayawan; Emha Ainun Nadjib (Foto Ist)
Budayawan; Emha Ainun Nadjib (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Andaikan Markesot dikenal oleh Setya Novanto dan ditanya tentang keadaannya hari-hari ini, mestinya Markesot menjawab begini: "Etembang potèh mata, ango`an potèh tolang, ta`iye!". Daripada mata tinggal putihnya karena malu dan terhina, lebih baik mati badan tercabik-cabik tinggal tulang putih".

"Apa yang kau mau pertahankan lagi? Kau banting sendiri martabat dan harga dirimu, dan kini semua orang sekampung menginjak-injakmu? Kau menelanjangi dirimu sendiri bulat-bulat di spotlight panggung nasional dan dunia. Kau hancurkan sendiri eksistensi dan reputasimu, dan burung-burung pemakan bangkai mencabik-cabik nasibmu, mencucupi dan mereguk darahmu. Kepalang, Setnov. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah…”

Memang Setnov sedang berhadapan dengan tiga kekuatan. Pertama, Tuhan yang menciptakan dan menghidupkannya. Kedua, KPK dan sistem hukum Negara. Ketiga, suara-suara dari kegelapan yang melemparinya ancaman-ancaman terhadap keselamatan nyawanya, nyawa anak istri dan keluarganya. Pastilah yang terakhir itu yang paling mengerikan baginya.

Kalau ada yang ditangkap oleh petugas hukum karena korupsi, atau pelanggaran hukum apapun, yang kebetulan kenal dan punya nomor HP-nya -- kirimlah ucapan selamat melalui SMS atau WA atau BBM: "Selamat ya, Anda sedang berjuang menegakkan kebenaran. Semoga berkah Allah menaburi Anda sekeluarga".

Tapi mustahil Markesot orang bawah kenal dengan KH (HC) Setya Novanto yang levelnya nun di atas. Tapi mungkin Anda mengenalnya, dan mungkin berkenan memberi ucapan selamat kepadanya. Lantas mungkin ada yang bertanya "Kok kasih ucapan selamat kepada orang yang ditangkap dan akan mau masuk bui?". Atau ada yang menambahkan "maling kok disebut sedang berjuang menegakkan kebenaran?".

Maling kan posisi manusia ketika mencuri. Pulang ke rumah ia Bapak dan Suami yang sayang anak-anak dan istri. Sesudah itu ia pergi ke manapun memanggul utang kepada kehidupan, atas dasar pencuriannya. Selama ia belum membayar utang, ia masih berposisi salah dan minus. Begitu ditangkap, diproses hukum kemudian dipenjarakan: ia menjalani kebenaran menuju titik Nol.

Salah + dihukum = benar. Salah + tidak dihukum = salah kuadrat. Orang yang tinggal di penjara adalah para pejuang dan penuntas kebenaran. Ia benar-benar harus berjuang dengan ketahanan dan kesabaran, sebab posisinya minus (-). Nanti begitu masa hukumannya habis, posisinya Nol kembali.

Manusia itu 0, seolah-olah ada. Hanya Allah yang 1, yang sejati ada. Baqa`. Allah Ahad. Tunggal. Ketuhanan Yang Maha Tunggal. Sedangkan manusia itu Fana, sejatinya tiada. Kemesraan cinta antara Allah dengan manusia adalah aransemen 01010101 Dunia Maya sampai tak terhingga: semua penghuni Bumi kini sedang menikmati kemesraan itu melalui gelembung IT, cumbu rayu animasi dan persilangan hologram antara ada dan tiada.

Akan tetapi Setnov kini “sangat ada” karena wajahnya sangat muncul di titik minus-sekian. Kalau yang dihadapinya sekadar KPK dan hukum Negara, tidak pelik: "Songsonglah badai. Terjun masuk ke kawah api. Dengan dada terbuka dan wajah tegak, tampillah duduk gagah di kursi pengadilan. Buka blak-blakan semua yang selama ini disembunyikan, sebut semua nama-nama itu, yang seharusnya menemanimu di sel-sel penjara”.

“Engkau tidak sendirian berkubang kedhaliman. Kau hanya bagian menonjol dari orkestra-orkestra besar maupun kecil, dan engkau bukan pemetik gitar tunggal. Korupsi di Negerimu adalah sebuah sistem besar, habitat yang akut, budaya yang mendalam hingga ke cara berpikir serta naluri perilaku. Mungkin juga mafia besar yang sistemik-strategis. Bahkan mungkin sudah mulai bisa disebut peradaban..."

KPK mestinya tahu persis berapa jumlah Setnov di tumpukan map-mapnya. Juga tidak mungkin tidak tahu berapa jumlah dan siapa saja anggota Orkestra Setnov. Ia berposisi strategis untuk mungkin menjadi “pahlawan”, dengan perjuangan mendorong pengembangan dari “Pengadilan gitar tunggal” menjadi “Pengadilan Orkestra”. Tetapi sebagaimana sejumlah terhukum korupsi sebelumnya, Setnov mungkin tak punya daya untuk melewati jembatan “Jer basuki mowo beo”: perjuangan meminta ongkos pengorbanan. Mahalnya “mowo beo” yang ditimpakan mungkin takkan tertanggungkan olehnya. Sampai-sampai tiang listrik, suntik infus kanak-kanak serta jidat dan bakpao ia libatkan. Semua orang sedang nobar untuk tahu apakah Setnov adalah Superman ataukah Supermie.

Padahal kalau urusannya “hanya” dengan Allah, jalan dilapangkan oleh-Nya juga: “Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”.

Kalau “mowo beo” itu dieksekusikan, keluarganya dinantikan oleh Malaikat Ridlwan dan para Mujahidin serta Syahidin di sorga, dan ia sendiri punya kemungkinan yang sama. Karena berani menguakkan kebenaran dalam kehidupan di dunia. Qulil haqqa walau kana murran. Ungkapkan kebenaran, meskipun pahit. Atau bahkan jauh lebih dari sekadar pahit.

Budayawan; Emha Ainun Nadjib

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dukung Kiprah Diaspora, Maskapai GIA Jajaki Program Corporate Account

Kamis, 18 April 2024 - 07:17 WIB

Dukung Kiprah Diaspora, Maskapai GIA Jajaki Program Corporate Account

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menjembatani kebutuhan aksesibilitas udara dalam mendukung mobilitas berbagai organisasi untuk mengoptimalkan…

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Kunjungan Kerja Kapushubad

Kamis, 18 April 2024 - 06:27 WIB

Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi Terima Kunjungan Kerja Kapushubad

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla, CHRMP., CRMP., menerima kunjungan kerja Kepala Pusat Perhubungan Angkatan Darat (Kapushubad)…

Pa Sahli Tk. III Bidang Komsos Panglima TNI Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha

Kamis, 18 April 2024 - 06:18 WIB

Panglima TNI : Hati-Hati dan Teliti Dalam Bertindak, Serta Selalu Menjaga Kewaspadaan Dimanapun Berada

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) menggelar upacara bendera 17 April 2024, dengan Inspektur upacara Pa Sahli Tk. III Bidang Komsos Panglima TNI Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha,…

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI

Kamis, 18 April 2024 - 06:11 WIB

Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto Laksanakan Apel Khusus dan Halal Bihalal di Mabes TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si., bersama para Pejabat utama Mabes TNI, dan segenap Prajurit serta PNS Mabes TNI, melaksanakan Apel Khusus dalam rangka Halal Bihalal 1445…

Tokoh Muda Marianus Wilhelmus Lawe

Kamis, 18 April 2024 - 06:04 WIB

Tokoh Muda Marianus Wilhelmus Lawe Digadang Maju Pilkada Lembata

Tokoh masyarakat Lembata sekaligus politisi senior Herman Yosef Loli Wutun menyambut baik munculnya sejumlah figur muda dalam perhelatan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Lembata pada Pemilihan…