Lets Speak Up! Suarakan Semangatmu Bersama Kenyalnya Yupi

Oleh : Nina Karlita | Senin, 13 November 2017 - 12:34 WIB

Lets Speak Up! Suarakan Semangatmu Bersama Kenyalnya Yupi (Foto Nina)
Lets Speak Up! Suarakan Semangatmu Bersama Kenyalnya Yupi (Foto Nina)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan adanya peningkatan kasus bullying di kalangan pelajar Indonesia, terlihat dari angka pelaku bullying yang bertambah.

Menurut data KPAI, sejak tahun 2011 hingga 2016 KPAI telah menemukan sekitar 253 kasus, terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak menjadi pelaku. Data ini tidak jauh berbeda seperti yang diungkapkan oleh Kementrian Sosial.

Hingga Juni 2017, Kementrian Sosial sendiri telah menerima laporan 976 kasus di mana sebanyak 117 kasus adalah terkait bullying. Namun dari data ini muncul kekhawatiran lainnya, yaitu jumlah kasus lainnya yang tidak dilaporkan.

Kondisi inilah yang menjadi perhatian penuh YUPI sebagai produsen permen gummy nomor satu di Indonesia. Bertujuan untuk mengajak anak muda menyebarkan sikap positif untuk prestasi yang lebih baik lagi, YUPI meluncurkan kampanye Let’s Speak Up! yang digelar mulai dari September 2017. Kampanye ini merupakan salah satu dari berbagai bentuk ajakan YUPI yang secara agresif dan berkesinambungan menyuarakan pentingnya sikap positif pada generasi muda.

Bullying menjadi masalah serius di kalangan anak-anak remaja karena memiliki dampak psikologis dan juga dapat membuat prestasi mereka di sekolah menurun. Pada jangka panjang bully dapat mempengaruhi kualitas hidup pada masa dewasa,” jelas Anna Lumintang, Marketing Manager PT. Yupi Indo Jelly Gum. “Kami percaya sangat penting untuk menanamkan sikap dan attitude yang positif pada generasi muda – berani menyuarakan sikap tegas menolak bully dan menjadi lebih berprestasi.”

Selain karena adanya jiwa kompetitif yang memunculkan rasa ingin lebih unggul dibanding teman-temannya (Rigby K., Bullying in Schools, 2007), perilaku bully muncul karena adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku yang diikuti dengan pengulangan perilaku, dan ini membahayakan korban dan pelaku sendiri.

“Banyak dampak yang bisa terjadi dari kasus bully baik secara psikologis, mental, dan juga fisik. Seringkali yang terjadi adalah remaja belum dapat mengidentifikasi hal-hal di sekeliling mereka, sehingga tidak mendapatkan solusinya. Remaja kemudian mencari jalan keluar lain seperti mem-bully – korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat menjadi korban pula,” jelas Yasinta Indrianti, M.Psi, psikolog dari EduPsycho Research Institute yang berfokus pada pendidikan anak remaja.

Dilanjutkan Yasinta, masa remaja merupakan periode penting bagi anak-anak yang beranjak dewasa dalam menentukan dan membangun jati diri. Masa ini banyak diwarnai dengan sikap yang lebih kritis dalam pergaulan sehari-hari atau di keluarga, ketertarikan akan hal-hal tertentu, maupun prestasi di sekolah. Namun sayangnya, belum semua remaja memiliki cukup kemampuan dalam mengidentifikasi hal-hal yang terjadi dalam periode ini, termasuk untuk dapat menyikapinya secara positif. “Remaja dapat dibangun sikap positifnya, sehingga ia dapat memandang persaingan dan jiwa kompetitif tersebut dari kacamata positif yang membangun dan berprestasi, bukannya menjatuhkan atau saling mengalahkan.”

Karena itu, untuk membangun dan memupuk sikap positif tersebut, diperlukan dukungan pola asuh yang baik dari orang tua di lingkungan keluarga, dan juga para guru di sekolah mengingat kasus bully banyak terjadi di lingkungan sekolah. Yasinta menambahkan, sikap positif para remaja dapat memutus rantai perilaku negatif sehingga secara psikologis dan emosional mereka dapat lebih cemerlang dan berprestasi. Karena itu harus dipastikan orang tua dan guru dapat menjadi teman dan pelindung yang dapat memberikan solusi dari hal-hal yang mereka hadapi di masa remaja.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Pembukaan kantor baru Thermo Fisher Scientific

Rabu, 24 April 2024 - 17:50 WIB

Ekspansi di Asia Pasifik, Thermo Fisher Scientific Buka Kantor di Jakarta dan Jalin Kemitraan Baru

Perusahaan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MoU) dengan National Battery Research Institute dan Mandaya Hospital Group sebagai bagian dari ekspansi strategisnya di Indonesia