Thailand Kembangkan Kawasan Industri Lewat BUMN

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Minggu, 05 November 2017 - 11:44 WIB

Ilustrasi Kegiatan Industri Thailand (IST)
Ilustrasi Kegiatan Industri Thailand (IST)

INDUSTRY.co.id - Thailand, Upaya pengembangan kawasan lewat pembangunan kawasan industri di Tanah Air sebagian besar diserahkan kepada pihak swasta, sementara pemerintah bergerak sebagai pioneer dan menyediakan beleid untuk penataan.

Berbeda dengan Thailand, negeri Gajah Putih ini punya perusahaan pelat merah yang khusus bertanggung jawab untuk pengembangan dan pembangunan kawasan industri, yakni  Industrial Estate Authority of Thailand (IEAT).

Otoritas Kawasan Industri Thailand atau Industrial Estate Authority of Thailand (IEAT) ini merupakan badan usaha yang berada di bawah kendali Kementerian Perindustrian.

Lembaga ini  bertanggung jawab dalam hal pengembangan dan pembangunan kawasan industri, dengan sejumlah pabrik dari berbagai industri akan ditata secara sistematis dalam bentuk kluster.

Lembaga ini juga  sekaligus bertindak sebagai perpanjangan tangan pemerintah Thailand dalam upaya desentralisasi pengembangan industri ke semua  provinsi di seluruh  Thailand.

Sejauh ini tanggung jawab IEAT meliputi  pengembangan kawasan-kawasan industri dan mendorong sektor swasta maupun badan-badan pemerintah untuk melakukan pengembangan serupa.

Lembaga ini juga bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas umum dan infrastruktur yang dapat menopang operasi industrial,  serta menyediakan sistem tata kelola lingkungan termasuk sistem pencegahan bencana industri dan pemulihannya.

IEAT juga bertanggung jawab dalam perizinan operasi bisnis di sebuah kawasan industri, dan menyediakan insentif, keleluasaan dan fasilitas-fasillitas lainnya yang terkait dengan operasi industri.

IEAT juga berperan sebagai lembaga yang menyediakan sejumlah unsur-unsur kelengkapan produksi yang memungkinkan para manufaktur bisa mencapai produksi berkualitas tinggi dan menjadi pelaku industri yang kompetitif di pasar global.

Sebagai perpanjangan tangan pemerintah Thailand, IEAT  menerapkan desentralisasi industri dan mendorong pembangunan di sejumlah provinsi, sekaligus memelihara serta mempromosikan kualitas lingkungan di sektor industri.

Secara umum, IEAT menjalankan core business-nya berupa pengembang kawasan industri, menjalin skema kerja sama dengan swasta dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan industri dan pelabuhan industri, pengembangan fasilitas dan kelengkapan layanan keselamatan, kesehatan, lingkungan dan energi, serta menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sebagai badan usaha yang juga sekaligus menjadi regulator di area kawasan industri, IEAT telah mengembangkan layanan  ‘One Stop Service Center’ yang bertujuan menyediakan solusi awal hingga akhir dalam proses pengembangan kawasan industri.

Baik berupa penyediaan lahan beli atau sewa, pemberian saran lokasi pabrik yang layak, persetujuan pengajuan dan pemberian izin yang dibutuhkan dalam pembangunan pabrik, hingga pengembangan tata kelola bersama pihak swasta bersama  IEAT.

Saat ini terdapat 54 kawasan industri yang beroperasi di 15 provinsi, dengan 11 kawasan dioperasikan langsung oleh IEAT dan  43 lainnya dijalankan dengan skema kerja sama dengan para pengembang.

Baru-baru ini, Otoritas Kawasan Industri Thailand (IEAT) menggelar studi  bekerja sama  Federasi Industri Thailand (Federation of Thai Industries/FTI) terkait pengembangan kawasan industri untuk  khusus  untuk industri-industri berjulukan “S-Curve Baru”.  Industri  S-Curve adalah julukan bagi sejumlah industri yang memiliki catatan pertumbuhan pada variabel tertentu dibandingkan variabel lainnya, semisal pertumbuhan unit dalam satu kurun waktu tertentu.

Di sini, model S-Curve yang dimaksudkan adalah sejumlah usaha baru yang telah menerapkan teknologi dan inovasi lebih tinggi pada saat itu, ketika pertumbuhan perusahaan mencapai puncak,  dan mulai mengalami siklus terhentinya kenaikan pertumbuhan.

Disampaikan Gubernur IEAT Veerapong Chaiperm, studi ini akan fokus pada potensi pengembangan kawasan industri “S-Curve Baru” di area Koridor Ekonomi Timur Thailand (Eastern Economic Corridor/EEC). Yang jelas studi ini akan menjadi amunisi bagi IEAT untuk mempromosikan industri, dan mendorong ekonomi negara. 

“Kami  mulai studi  kawasan industri S-Curve pada April terhadap lahan 1000 Rai (Raj),” kata Veerapong seperti dilansir Bangkok Post. Rai merupakan satuan luas tanah yang lazim digunakan masyarakat Thailand. Satu unit Rai  sama dengan 1.600 meter persegi atau 0,16 hektare, atau 40 meter dikalikan  40 meter.

Industri S-Curve Baru yang akan didorong masuk ke EEC menurut Veerapong antara lain industri robotik, logistik dan penerbangan, biofuel dan biokimia, ekonomi digital, dan pusat medis.

Kawasan Eastern Economic Corridor ini telah didesain oleh pemerintah sebagai flagship kebijakan  bagi pertumbuhan ekonomi. Kawasan ini memiliki luas 30.000 Rai di provinsi Chon Buri, Rayong, dan Chachoengsao.

Nantinya area tersebut akan mengakomodasi investasi  dengan sasaran 10 sektor  utama, yakni industri mobil generasi terbaru, elektronik pintar, pariwisata, medis dan penyembuhan, pertanian dan bioteknologi, makanan, robotik untuk industri, logistik dan penerbangan, biofuel dan biokimia, serta industri digital.

Menurut Veerapong, kajian tersebut akan fokus pada pengembangan fasilitas penunjang seperti penyediaan pasokan listrik. Satu hal ini termasuk dalam program utama pemerintah Thailan bagi industri-industri generasi terbaru.  

“Kami akan butuh waktu yang cuup panjang karena kami membutuhkan setiap informasi detail terkait kawasan industri termasuk pasokan energi, persoalan lingkungan dan konservasi juga akan masuk dalam kajian soal industri-industri generasi terbaru ini,” ujarnya.

Terkait kinerja, disampaikan Veerapong bahwa investasi baru di IEAT di seluruh Thailand selama lima bulan tahun fiskal 2017 (Oktober 2016 – Februari 2017) dialokasikan pada lahan  seluas 1.476 Rai.  Angka tersebut merupakan pencapaian sebesar 49% dari  3.000 Rai yang ditargetkan selama tahun fiskal yang berakhir September 2017.

Dari alokasi investasi baru tadi, sekitar 80% berada di area Eastern Economic Corridor.

“Proyek-proyek investasi dan nilainya akan terus meningkat hingga akhir tahun ini semenjak pemerintah mengumumkan kebijakan yang jelas untuk mempromosikan Eastern Economic Corridor . Hal itu telah mendorong para investor untuk datang ke IEAT dan meminta sejumlah informasi tentang bagaimana memulai investasi di area Eastern Economic Corridor,” tandasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno

Sabtu, 20 April 2024 - 11:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Beberkan Transformasi Pariwisata Pascapandemi dalam Forum PBB di New York

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri undangan PBB untuk berbicara pada high level meeting "UN General Assembly Sustainability Week" di New…

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Sabtu, 20 April 2024 - 10:59 WIB

Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare

Menyambut Hari Kartini 2024, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) secara resmi meluncurkan Daycare dan Sekolah Harmony Montessori di lingkungan perusahaan. Fasilitas ini diresmikan oleh…

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

Sabtu, 20 April 2024 - 10:06 WIB

OYO Berikan Layanan Komprehensif bagi Acara yang Diselenggarakan Pemerintah

OYO implementasikan kesuksesan bisnis akomodasi pemerintahan di India dengan sediakan layanan integrasi akomodasi, transportasi dan katering untuk berikan layanan komprehensif bagi acara yang…

IFG Life

Sabtu, 20 April 2024 - 09:48 WIB

Sambut Hari Konsumen Nasional, IFG Life Tegaskan Komitmen Customer-Centric

Menyambut Hari Konsumen Nasional yang jatuh pada 20 April 2024, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) kembali menekankan komitmen perusahaan untuk senantiasa memprioritaskan konsumen (customer-centric)…

Property Guru Awards 2024 kembali digelar

Sabtu, 20 April 2024 - 09:16 WIB

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2024 Memperkenalkan Kategori Baru

PropertyGuru Indonesia Property Awards adalah bagian dari rangkaian PropertyGuru Asia Property Awards regional, yang memasuki tahun ke-19 pada tahun 2024.