Mempertahankan Kenaikan Produksi Pertanian di Tengah Perubahan Iklim

Oleh : Hariyanto | Rabu, 01 November 2017 - 18:25 WIB

Ilustrasi Irigasi (ist)
Ilustrasi Irigasi (ist)

INDUSTRY co.id -Jakarta - Upaya khusus (Upsus) dengan target swasembada pangan pertanian sudah dilaksanakan sejak dimulainya era pemerintahan Jokowi-JK. Sinergi antara seluruh instansi dan pelaku terkait dalam menyukseskan program ini melibatkan pemerintah, petani, masyarakat dan TNI. 

Untuk mencapai target yang sudah ditetapkan investasi pemerintah secara refocusing di bidang infrastruktur irigasi, alat dan mesin pertanian dan sarana produksi lainnya. Dalam perjalanannya, faktor iklim menjadi suatu hal yang perlu disikapi melalui pendekatan mitigasi dan adaptasi. 

"Seperti yang terjadi pada tahun 2015 terjadinya fenomina el-nino (kekeringan) menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencapaian kenaikan produksi pertanian, khususnya padi," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Pending Dadih Permana, Rabu (1/11/2017)

Pending Dadih menjelaskan, perubahan pola hujan saat ini sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Seperti pergeseran awal musim hujan dan perubahan intensitas curah hujan bulanan dengan keragaman dan deviasi yang semakin tinggi serta peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrim, terutama curah hujan, angin, banjir dan rob. 

"Perubahan Iklim yang terjadi saat ini berpengaruh terhadap eksistensi sumberdaya lahan dan air, penurunan luas areal tanam dan produktivitas pertanian," ungkapnya.

Degradasi sumberdaya lahan dan sumberdaya air akibat dari perubahan iklim, jelas dia, menuntut untuk segera dilakukan upaya adaptasi terutama pada infrastruktur pengairan untuk meminimalisir terjadinya ancaman kekeringan atau banjir. Dengan luasan lahan sawah tadah hujan di Indonesia seluas 2,8 juta ha, apabila tidak dikelola dengan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim, akan menjadikan lahan tersebut terlantar pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim penghujan. 

"Ancaman banjir semakin intensif yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi produksi terutama akibat meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman. Terdapat indikasi, sawah yang terkena banjir pada musim sebelumnya berpotensi besar terserang hama wereng coklat," ujarnya.

Menghadapi perubahan iklim yang terjadi saat ini, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bersama dengan instansi terkait lainnya, antara lain TNI-AD dan petani tetap bertekad menggenjot produksi pertanian dengan melakukan upaya upaya adaptasi melalui berbagai macam program. 

Di antaranya yaitu kegiatan fokus adaptasi budidaya pertanian meliputi perbaikan manajemen pengelolaan air termasuk sistem dan jaringan irigasi, pengembangan teknologi panen air (embung, dam parit dan long-storage) dan efisiensi penggunaan air seperti irigasi tetes dan mulsa.

"Kemudian pengembangan teknologi pengelolaan lahan untuk meningkatkan daya adaptasi tanaman, dan pengembangan sistem perlindungan usahatani dari kegagalan akibat perubahan iklim atau crop weather insurance," tuturnya.

Pengembangan infrastruktur air irigasi pada skala usaha tani oleh Kementerian Pertanian dilakukan melalui pola bantuan pemerintah dan dikerjakan secara swadaya melibatkan petani penerima manfaat. Petani dilibatkan dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan serta perawatan infrastruktur bangunan. 

"Kegiatan tersebut berdampak sangat signifikan terhadap peningkatan indeks pertanaman dan penambahan luas areal tanam," tambah pria yang pernah menjabat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementan ini.

Dia mencontohkan pembangunan infrastruktur Dam Parit (Damparit) di Kabupaten Bima dan Sukabumi dengan Bantuan pemerintah Rp 100 juta. Kegiatan pembangunan dam parit atau bendung sederhana dengan membendung aliran anak sungai dan menaikan air ke areal sawah sebagai suplesi irigasi. 

"Dengan pola bantuan pemerintah Rp 100 juta yang dikerjakan melalui swadaya petani dan masyarakat, mampu meningkatkan indeks pertanaman 0,5 pada lahan 45 ha. Sehingga dampak dari kegiatan ini adalah tambahan produksi sebanyak 135 ton Gabah Kering Panen (GKP)," jelas dia.

Kemudian pembangunan infrastruktur embung pertanian yang dilaksanakan di Kabupaten Garut dan Ponorogo dengan bantuan pemerintah Rp 100 juta. Embung pertanian dibangun dengan tujuan untuk menampung air hujan dan run-off aliran mata air yang terbuang. 

"Dengan pola bantuan pemerintah Rp 100 juta yang dikerjakan melalui swadaya petani dan masyarakat, mampu meningkatkan indeks pertanaman 0,5 pada lahan 20 ha. Sehingga dampak dari kegiatan ini adalah tambahan produksi sebanyak 60 ton GKP," jelas Pending Dadih.

Sementara pengembangan Water Long Storage di Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu secara swadaya, melibatkan kelompok tani dan TNI-AD. Kegiatan pengembangan Water Long Storage dilaksanakan dengan cara normalisasi saluran pembuang (long storage) sepanjang 1,9 km di Indramayu dan pembenahan bendung dan pintu pintu air diujung saluran. 

"Kegiatan ini diharapkan mampu memperpanjang waktu ketersediaan air di musim kemarau. Di kabupaten Indramayu, Water Long Storage dapat membantu pengairan pada lahan pertanian 900 ha. Dengan asumsi terjadi peningkatan indeks pertanaman sebesar 0,5, maka dampak dari kegiatan normalisasi ini berkontribusi terhadap penambahan produksi padi sebesar 2.700 ton GKP," papar dia.

Dan yang terakhir, pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen dilaksanakan secara swadaya petani. Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/perpipaan ini dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan air permukaan untuk dialirkan ke lahan sawah seluas 60 ha yang disekitarnya tidak terdapat sumber air, sehingga pada lahan sawah yang tadinya hanya melaksanakan pertanaman satu kali dalam setahun (musim hujan) dapat ditingkatkan menjadi 1,5-2 kali dalam setahun. "Dampak dari kegiatan ini adalah penambahan produksi padi sebesar 180 ton GKP," tambahnya.

Melalui upaya pengembangan infrastruktur air dan program bantuan pemerintah lainnya yang diusung oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, ditengah fenomena perubahan iklim yang terjadi, tingkat produksi pada sektor pertanian, khususnya padi tetap mampu dapat dipertahankan dan ditingkatkan. 

"Terbukti dengan capaian angka produksi padi nasional yang pada tahun 2014 mencapai 70,85 ton merangkak naik pada tahun 2015 menjadi 75,39 juta ton dan pada tahun 2016 produksi padi nasional sebanyak 79,4 juta ton," pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…