Gappri: Kenaikan Cukai Beratkan Industri Rokok

Oleh : Herry Barus | Selasa, 24 Oktober 2017 - 22:54 WIB

Ketua Gappri Ismanu Soemiran. (Foto: IST)
Ketua Gappri Ismanu Soemiran. (Foto: IST)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif cukai rokok sebesar 10,04%. Gappri menilai rencana pemerintah tersebut dapat memberatkan pelaku industri tembakau.

Ketua Gappri Ismanu Soemiran memperkirakan dampak negatif kenaikan cukai itu kinerja industri rokok akan mengalami penurunan pada 2018 mendatang. Tren negatif penurunan itu adalah kelanjutan lesunya kinerja industri rokok pada tahun ini. Hal itu terlihat dari pencapaian penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang masih rendah.

Hingga September kemarin, penerimaan CHT baru mencapai 57,2 persen atau Rp 77,89 triliun dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 147,54 triliun. Karena itulah Ismanu memperingatkan, naiknya cukai akan makin memukul indsutri tembakau.

"Lalu kita lihat juga penerimaan CHT, sampai Sept baru tercapai 57,2 persen dengan angka Rp 77,89 triliun dibanding target APBN-P Rp 147,54 triliun. Kinerjanya mengalami penurunan setiap tahun," ujar Ketua Gappri Ismanu Soemiran di Jakarta, Selasa (24/10).

Ismanu juga memperingatkan kenaikan cukai itu akan menaikkan harga rokok yang juga berakibat pad turunnya daya beli.

Ismanu menyebut hingga September ini pendapatan yang berasal dari cukai hasil tembakau (CHT) baru Rp 77,89 triliun atau 52,79% dari target APBN CHT yang dipatok Rp 147,54 triliun.

"Target tersebut bahkan terkoreksi dari tahun lalu sebesar Rp 149 triliun," ujar Ismanu.

Kenaikan tarif tersebut juga berdampak kepada penurunan produktivitas rokok para pelaku industri lokal hingga 3%. Tahun lalu, industri lokal masih bisa memproduksi 342 miliar batang rokok.

Adapun hingga September kemarin, industri lokal baru memproduksi 237 miliar batang. "Dengan penurunan produksi 2% hingga 3%, apakah bisa ditutupi atau tidak dari harga yang naik? Dengan daya beli masyarakat yang turun tentu ini menjadi tantangan," ujar Ismanu.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).