Saatnya Indonesia Jadi Produsen Halal Global

Oleh : Ahmad Fadli | Minggu, 22 Oktober 2017 - 11:05 WIB

International Halal Lifestyle Expo and Conference (INHALEC)
International Halal Lifestyle Expo and Conference (INHALEC)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Belum lama ini, ajang pameran Halal Lifestyle berskala internasional digelar di Jakarta atau Indonesia International Halal Lifestyle Expo and Conference (INHALEC) dalam pameran tersebut menegaskan bahwa Indonesia dengan mayoritas muslim tak sekadar menjadi konsumen industri halal tetapi produsen untuk pasar global. 

“International Halal Lifestyle Expo yang kedua resmi digelar. Acara ini diramaikan dengan beragam acara. Mulai dari seminar, pagelaran seni, screening film Iqro, hingga fashion show halal,” ujar Sapta Nirwandar, Chairman Halal Lifestyle Center.

Menurutnya, Halal ini berlaku untuk semua orang tak terbatas satu golongan saja. Tren ini semakin meningkat seiring meninggkatnya kelas menengah, konsumsi tren hidup sehat, dan imej halal sebagai branding bagi perusahaan. Memang demand terhadap produk halal saat ini cukup besar. Nilainya di pasar global mencapai US$ 19 miliar pada tahun 2016. 

“Halal ini tidak memperkecil pasar dan justru memperbesar peluang pasar bagi para pebisnis. Sudah banyak perusahaan dari negara lain yang mengarah ke arah sini. Perusahaan asal Korea salah satunya. Kita juga jangan sampai kalah. Beberapa negara dengan mayoritas masyarakatnya bukan muslim tengah gencar menggelar acara sejenis, sebut saja Taiwan, Korea, dan Jepang,” lanjut Sapta. 

Menurutnya, salah satu kekuatan Indonesia dalam industri gaya hidup halal adalah sektor pariwisata. Pemerintah menargetkan pada tahun 2020 kehadiran wisatawan muslim dunia untuk datang ke Indonesia sebanyak lima juta orang dari total 168 juta wisatawan muslim dunia. Diharapkan saat itu, indeks daya saing kepariwisataan Indonesia di mata dunia bisa menjadi nomor satu. 

Menjadi ironis jika negara non-muslim berebut mendatangkan wisatawan muslim sementara negara muslim yang kaya dengan kekayaan alam seperti Indonesia tidak menangkap peluang tersebut. Indonesia harus segera berbenah untuk menangkap tren ini. 

“Secara keseluruhan, ekspo ini mencakup sepuluh sektor yang menjadi bagian hidup halal, mulai dari makanan, pariwisata, fesyen, kosmetik, pendidikan, finansial, farmasi, media & rekreasional, kesehatan & kebugaran, sampai seni dan budaya,” tutup Sapta

  

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bincang Duta Baca Indonesia di Kabupaten Buleleng, Bali.

Kamis, 25 April 2024 - 23:23 WIB

Bincang Duta Baca Indonesia, Kabupaten Buleleng Bali Siap Atasi Globalisasi Lewat Perpustakaan

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, tantangan globalisasi harus disikapi dengan adaptif agar perpustakaan tidak termarginalkan. Literasi juga diharap bisa menjawab tantangan…

Bank DKI gelar halal bihalal

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Sebagai BUMD Penyumbang Dividen Terbesar

Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta…

Sidharth Malik, CEO, CleverTap

Kamis, 25 April 2024 - 19:51 WIB

CleverTap Boyong 10 Penghargaan Bergengsi di Stevie Awards 2024

CleverTap, platform engagement all-in-one, membawa pulang 10 penghargaan bergengsi dari Stevie Awards 2024, platform penghargaan bisnis pertama di dunia. Perusahaan mendapat pengakuan global…

Adi Nugroho, Praktisi HRD, Mahasiswa Magister Fakultas Management Technology President University.

Kamis, 25 April 2024 - 19:40 WIB

Anda Lulusan SMK : Penting Untuk Memiliki Strategi 'Memasarkan' Diri

Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa manusia pada era industry 4.0. Perkembangan tersebut membawa perubahan disetiap lini kehidupan termasuk di ranah Pendidikan dan industri.…

Diskusi bertajuk Tuntutan Implementasi Bisnis Properti & Pembiayaan Hijau (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 19:33 WIB

Kian Prospektif, Stakeholder Harap Insentif Properti Hijau

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mendorong konsep bisnis berkelanjutan di sektor properti termasuk sektor pembiayaannya.