Menggali Potensi Mobil Tenaga Setrum di Tanah Air

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Minggu, 08 Oktober 2017 - 09:50 WIB

mobil listrik indonesia ( foto Liputan6.com)
mobil listrik indonesia ( foto Liputan6.com)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kekhawatiran akan makin menipisnya sumber bahan bakar fosil di dunia, termasuk imbas pembakarannya yang mengotori udara, ide pengembangan mobil listrik pun kembali digeber. Seberapa mudah mengembangkan mobil bertenaga setrum di Tanah Air?

Ada sebuah cerita menarik yang muncul ketika Jakarta ditinggalkan jutaan warganya saat liburan Hari Raya Iedul Fitri bulan Juli 2017 lalu. Seorang warganet yang tengah berada di kediamannya di sebuah rumah vertikal di tengah kota, memotret langit Jakarta saat tengah hari. Hasilnya, gedung-gedung pencakar langit siang itu tampak jelas tergambar kendati letaknya sangat jauh. Amat berbeda dengan hari-hari biasanya, yang saat tengah hari langit Jakarta akan diwarnai halimun abu-abu yang membuat gedung-gedung di sekitarnya tampak kusam dan pucat, dan meniadakan gedung-gedung yang lebih jauh letaknya. 

Langit yang bersih dan udara yang sehat memang menjadi impian semua warga kota besar dunia, mereka tak cuma memimpikan pemandangan yang bersih tak tertutupi asap emisi kendaraan dan industri, namun juga udara yang sehat yang layak dihirup paru-paru para penduduknya.

Tak heran jika sejumlah kota besar dunia, atau bahkan negara-negara maju mulai mencanangkan tenggat waktu hari-hari bebas kendaraan bermotor berbahan bakar fosil. Sejauh ini bahan bakar fosil baik berupa bahan bakar minyak maupun batu bara memang telah menjadi kontributor utama polusi udara.

Dengar saja pernyataan Menteri Lingkungan Inggris Michael Gove yang telah mengumumkan pelarangan penggunaan mobil berbahan bakar bensin dan solar pada tahun 2040. Tentunya pelarangan ini dimaksudkan untuk mengurangi polusi udara yang sudah cukup akut di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Untuk itu  pemerintah Inggris akan mengalokasikan dana sebesar 225 juta poundsterling untuk membantu pemerintah lokal dalam menangani emisi kendaraan bermotor, termasuk untuk  penerapan zonasi biaya untuk kendaraan yang paling mengotori udara demikian dilasir BBCnews  (26/7). Selain Inggris, negeri jirannya Perancis juga mematok target yang sama, pada tahun 2040 tak ada lagi kendaraan berbahan bakar fosil yang mondar mandir di jalan raya negara tersebut.

Sebagai gantinya, publik pengguna alat transportasi harus mengkoversi kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan berbasis tenaga setrum alias listrik, terlepas masih munculnya permintaan para manufaktur lokal agar mereka bisa diberikan insentif dalam pengembangan mobil listrik tersebut.

Indonesia juga bukannya negara yang tak punya hasrat yang sama, memiliki tingkat polusi rendah, dan kendaraan yang berbasis tenaga listrik. Adalah Presiden Joko Widodo, yang kembali menyampaikan  pentingnya upaya konversi kendaraan berbasis BBM menjadi tenaga listrik. "Ke depan itu mau  nggak mau, memang mobil listrik harus kita hitung. Harus kita lihat. Karena semua akan mengarah ke sana," kata Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke acara Lebaran Betawi 2017 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta  beberapa waktu lalu.

Tema mobil listrik juga sempat menjadi topik pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan  Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim di Istana Negara beberapa hari sebelumnya. Dikemukakan  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman  Luhut Binsar Pandjaitan,  dalam perbincangan selama kira-kira 1,5 jam, mobil listrik termasuk dalam salah satu yang  dibicarakan. "Saya tadi bertemu, satu setengah jam ngobrol. (Salah satunya terkait, red) mobil listrik," ujar Luhut. Saat ini kata Luhut, penggunaan energi fosil perlahan mulai mengalami penurunan. 

Hasrat Presiden ini pun mendapatkan respons cepat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ignasius Jonan, orang nomor satu di Kementerian ESDM menyatakan,  sudah saatnya masyarakat menggunakan  mobil bertenaga listrik karena  praktis dan ramah lingkungan.  "Kalau mobil listrik bisa segera hadir akan mengurangi emisi gas buang yang membuat udara menjadi lebih bersih," kata Jonan  di sela kehadirannya di Asian Youth Day (AYD) ke-7 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta (5/8) seperti dilansir Antara.

Jonan juga menilai upaya pengembangan mobil listrik sebagai bagian dari upaya modernisasi, tanpa harus  menghambat perkembangan zaman. Selain itu publik juga bakal mendapatkan  pilihan dalam penggunaan kendaraan mereka, apakah yang berbasis bahan bakar  hidrokarbon alias fosil, atau berbasis tenaga listrik.

Kelak konsep pengisian juga akan dilakukan dengan penyediaan baterai-baterai yang diperbanyak. Sehingga kelak akan tumbuh bisnis penukaran dan pengisian baterai otomotif di masyarakat. “Kalau orang mikirnya setiap rumah nanti harus punya colokan listrik berdaya 3.000 atau 5.000 watt, ya tidak jadi-jadi," kata Jonan.

Dalam waktu dekat,  Presiden Joko Widodo  akan  menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Percepatan Pengembangan  Mobil Listrik.  Dan pihaknya di Kementerian ESDM telah ditugaskan untuk membuat rancangan perpres tersebut, yang intinya agar pengembangan mobil listrik  bisa segera dilakukan. Mobil listrik juga  bisa dipercepat jika diiring insentif-insentif untuk industri, semisal penghapusan pada biaya masuk dan pajak penjualan atas barang mewahnya.  

Namun sejatinya mobil listrik juga bukan barang baru di Tanah Air. Pembaca tentu masih ingat pada Dahlan Iskan, Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang secara khusus telah mengembangkan mobil listrik.

Saat itu Dahlan meminta desainer mobil listrik Tucuxi,   Danet Suryatama yang merupakan alumnus ITS Surabaya   dan University of Michigan, yang juga mantan karyawan pabrik mobil Chrysler di Amerika untuk mengembangkan mobil lilstrik di Tanah Air.

Danet  menyatakan kesanggupannya dan  pengerjaan pembuatan bodi mobil  dipercayakan pada rumah modifikasi "Kupu-kupu Malam Auto Fashion" di Sleman, Yogyakarta. 

Sayangnya pengembangan mobil listrik terhenti begitu Dahlan diberhentikan dari posisinya sebagai Menteri BUMN. Dan sialnya, mantan bos Jawa Pos Group ini belakangan dikenai tuduhan korupsi atas proyek pengembangan 16 unit mobil listrik, dan proses peradilannya masih berlangsung hingga saat ini.

Bicara soal potensi pengembangan mobil berbasis tenaga setrum ini, banyak kalangan menilai masih banyak ganjalan yang bisa menghadang.  Salah satunya sumber listrik untuk isi ulang baterai,  yang jika  berasal dari pembangkit yang tidak ramah lingkungan, maka pada akhirnya kendaraan listrik akan menambah beban lingkungan akibat limbah dari baterai yang dipakai. Pengembangan kendaraan listrik harus bisa sejalan dengan pengembangan energi baru terbarukan, atau ramah lingkungan. Sehingga target ke depan, akan mengikuti tersedianya listrik yang berasal dari energi.

Sejumlah pihak juga menilai,  kendaraan  yang benar-benar dengan menggunakan motor listrik sejauh ini  baru mencapai tes level pasar. Dan didapat beberapa kelemahan, di antaranya  daya tahan listrik dibandingkan jarak jelajah kendaraan. Untuk itu  stasiun pengisian bahan bakar tetap menjadi isu utama yang harus dipecahkan.

Selama belum ada stasiun pengisian baterai, maka mobil listrik akan sulit dikembangkan di Indonesia. “Indonesia belum punya public charging station. Selama belum punya, mobil listrik tidak akan bisa berkembang di Indonesia,” kata  General Manager Marketing Strategy and Communication Division Nissan Motor Indonesia (NMI), Budi Nur Mukmin seperti dikutip iDnews. Penyediaan infrastruktur tersebut pun bukanlah hal  mudah, karena dibutuhkan  dana yang cukup besar untuk membangun stasiun pengisian.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…