Presiden Jokowi Minta Ubah Paradigma Soal Kuntungan Petani

Oleh : Herry Barus | Selasa, 12 September 2017 - 15:33 WIB

Petani Padi (Ilustrasi)
Petani Padi (Ilustrasi)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Presiden Joko Widodo meminta agar ada perubahan paradigma terkait cara meningkatkan keuntungan bagi petani melalui proses agrobisnis.

"Kalau kita ingin memberikan keuntungan yang besar untuk petani, sekali lagi paradigma kita harus kita ubah, harus masuk ke sektor bisnisnya, sektor agrobisnisnya," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/9/2017)

Ratas tersebut membahas "Mengkorporasikan Petani" yang diikuti oleh antara lain Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.

Berikutnya, sejumlah Menteri Kabinet Kerja lainnya ditambah Gubernur Jawa Timur Sukarwo, Gubernur Jawa Tengah Gandjar Pranowo serta pimpinan PT Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung Sukabumi Luwarso.

"Paradigma inilah yang ingin kita lakukan sehingga petani itu mestinya harus memiliki sendiri industri benih, memiliki aplikasi-aplikasi produksi yang modern, sekarang ini harganya tidak mahal, memiliki penggilingan-penggilingan modern, ini harganya juga tidak mahal kalau 'di-back up' oleh perbankan asal hitung-hitungnya 'feasible', asal bank masuk ke sana dan dihitung 'bankable'," tutur Presiden.

Rapat itu juga membahas sejumlah langkah terobosan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.

"Karena kalau kita lihat yang berkaitan dengan kesejahteraan petani, nilai tukar petani adalah masalah yang sangat fundamental dan kalau kita lihat sekian tahun ke belakang, kita selaku berkutat pada 'on fam'-nya," tambah Presiden.

"On fam" yang dimaksud Presiden adalah sektor budi daya mulai dari pengolahan bibit sampai dengan menghasilkan panen.

"Kita lupa petani akan mendapatkan keuntungan yang besar sebenarnya dari proses bisnisnya, dari proses agrobisnisnya bukan karena di sektor budidayanya. Sekali lagi nilai tambah tinggi, nilai tambah yang besar berada di proses bisnisnya, proses agro bisnisnya," ungkap Presiden.

Meski begitu, Presiden mengaku bahwa ia tidak menyepelekan sektor budi daya yang terkait dengan benih, pupuk hingga insektisida.

"Jangan sampai kita terlalu bekutat di sektor budi daya yang berkaitan dengan benih, pupuk, berkaitan dengan insektisida. Itu betul itu penting tapi kalau kita ingin memberikan keuntungan yang besar sekali lagi paradigma kita harus kita ubah, harus masuk ke sektor bisnisnya, sektor agrobisnisnya," ujar Presiden, menegaskan.

Pembahasan soal agrobisnis ini mengikuti kunjungan Presiden ke PT BUMR Pangan Terhubung pada 1 September 2017 lalu. Koperasi pengolahan beras beras yang dikerjakan secara modern, hasil olahan beras juga dikemas dalam bentuk yang menarik dan modern sehingga dapat langsung dipasarkan ke konsumen.

PT BUMR Pangan Terhubung melakukan pengolahan beras dari hulu ke hilir dengan menggandeng para petani sekitar. Koperasi tersebut juga memberikan pendampingan dan membantu menyediakan pinjaman modal dengan melakukan kajian terlebih dahulu.

Selama masa tanam, petani selalu berkoordinasi dengan koperasi. Panennya pun kemudian diolah dengan menggunakan teknologi yang modern. Nantinya, hasil penjualan beras akan dibagi dengan para petani. Beras tersebut didistribusi secara langsung kepada toko retail maupun menggunakan media sosial untuk dipasarkan kepada pelanggannya.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jumat, 29 Maret 2024 - 19:29 WIB

Sosialisasi BP2MI di Indramayu, Warkop Digital Persiapkan CPMI Jadi Juragan

Jakarta-Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja…

Tzuyang

Jumat, 29 Maret 2024 - 18:42 WIB

Jadi Pilihan Youtuber Korea Mukbang, Langkah Awal Sambal Bakar Indonesia Go Internasional

YouTuber cantik asal Korea Selatan, Tzuyang, kembali melakukan aksi mukbang yang membuat heboh jagad dunia maya. Kali ini, perempuan berusia 26 tahun tersebut mukbang 28 menu di Sambal Bakar…

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…