Indonesia Dorong Afrika Selatan Memulai Perundingan SACU-PTA

Oleh : Ridwan | Sabtu, 22 Juli 2017 - 11:40 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

INDUSTRY.co.id - Pretoria- Pemerintah mendorong Afrika Selatan untuk memulai perundingan terkait kesepakatan South African Custom Union Preferential Trade Agreement (SACU-PTA), agar dapat menciptakan perdagangan yang seimbang dengan negara-negara di Afrika.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa Afrika Selatan harus berunding dengan negara-negara anggota SACU terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk penyesuaian atau pengurangan tarif. SACU beranggotakan lima negara yakni Botswana, Lesotho, Namibia, Swaziland dan Afrika Selatan.

"Kami sudah mengirimkan surat ke sekretariat SACU, dan meminta Afrika Selatan untuk bisa mendorong adanya kesepakatan Preferential Trade Agreement," kata Enggartiasto kepada Antara, di Pretoria, Afrika Selatan, Jumat waktu setempat (21/7/2017)

PTA merupakan kesepakatan perdagangan antar negara untuk mengurangi tarif produk tertentu yang disepakati oleh negara-negara dalam perjanjian tersebut. Sejauh ini, produk Indonesia untuk masuk ke pasar Afrika Selatan masih dikenakan pajak tinggi berkisar 20-40 persen.

Rencana untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Afrika Selatan terjadi setelah Presiden Joko Widodo dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, pada Maret 2017. Kedua negara sepakat segera membahas hambatan penurunan tarif dan nontarif untuk produk dan komoditi unggulan.

Enggartiasto bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan Rob Davies dalam rangkaian kunjungan kerja ke Afrika Selatan dan Nigeria. Indonesia dan Afrika Selatan mengadakan pertemuan Joint Trade Committee (JTC) untuk mengulas hubungan dagang kedua negara.

"Saya meminta kepada pemerintah Afrika Selatan untuk menindaklanjuti kesepakatan kedua kepala negara mengenai PTA. Kami melihat memang ini tidak mudah untuk menyatukan mereka khususnya terkait kesepakatan tarif," kata Enggartiasto.

Sementara itu, Rob Davies mengatakan bahwa perlu adanya identifikasi dari kedua negara, apakah masalah perdagangan disebabkan oleh tarif atau nontarif dengan bertukar informasi soal perdagangan komplimentari, sebelum mengambil kesepakatan terkait PTA atau kerangka kerja sama lainnya.

"Semua negosiasi untuk mencapai kesepakatan perdagangan termasuk soal penyesuaian tarif, PTA, FTA maupun kesepakatan lain harus diambil oleh SACU secara bersama-sama," kata Davies.

Dorong Kerja Sama Antar Pelaku Usaha Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan bahwa meskipun negosiasi terkait penerapan PTA antara Indonesia dan negara-negara anggota SACU masih dalam proses, kerja sama antar pelaku usaha bisa terus didorong.

"B2B bisa didorong terlebih dahulu karena PTA masih memerlukan proses yang sedikit panjang. Saya melihat, minat pengusaha dari kedua negara sangat besar," kata Arlinda.

Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Afrika Selatan, pemerintah memfasilitasi sebanyak 18 perusahaan dalam negeri dari berbagai sektor unggulan untuk bertemu dan memperkenalkan produk-produknya kepada para pelaku usaha Afrika Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, berbagai pengusaha asal Indonesia dari berbagai sektor diperkenalkan kepada kurang lebih sebanyak 150 pengusaha Afrika Selatan. Beberapa diantaranya berasal dari sektor produk pertanian perkebunan, kopi, produsen ban hingga produk dan bumbu makanan.

"Dari sebanyak 18 perusahaan yang kita bawa, yang benar-benar memiliki prospek antara lain adalah di bidang konstruksi, pembiayaan ekspor impor, makanan proses dan makanan beku, material pembangunan dan lain-lain," ujar Arlinda.

Tercatat, total perdagangan kedua negara pada 2016 berada pada kisaran satu miliar dolar Amerika Serikat. Dari total nilai perdagangan tersebut, nilai ekspor mencapai 727,8 juta dolar AS dan impor senilai 290,8 juta dolar AS, sehingga Indonesia mengantongi surplus sebesar 437 juta dolar AS.

Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan antara lain kelapa sawit, karet, otomotif produk, bahan kimia, sepatu, dan kakao. Sementara produk impor Indonesia dari Afrika Selatan adalah bubuk kayu, alumunium, buah-buahan, dan tembaga.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dana uang tunai

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:58 WIB

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024. Seperti diketahui, sesuai dengan…

Dok. Kemenperin

Jumat, 29 Maret 2024 - 15:05 WIB

Kemenperin Dorong Pelaku IKM Berperan Mengisi Potensi Pasar Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung percepatan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:56 WIB

Catat Kinerja Gemilang, Menperin Agus: Investasi Sektor Mamin Diminati Investor Nasional Dan Global

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap…

Model Kecantikan

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:25 WIB

Penuhi Segala Persiapan Dalam Menyambut Hari Raya Kemenangan bersama Shopee Big Ramadan Sale

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Kemenangan, selain mempersiapkan aspek dari dalam diri, terdapat berbagai persiapan lain yang kerapdilakukan untuk merayakan…

Bank Danamon

Jumat, 29 Maret 2024 - 14:19 WIB

Danamon Umumkan Jadwal Operasional dan Layanan Pendukung bagi Nasabah Menyambut Libur Panjang Idulfitri 1445 Hijriah

Menjelang periode libur Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) mengumumkan jadwal operasional sejumlah kantor cabang dan layanan pendukung bagi kebutuhan…