Kadin: Daya Beli Menurun, Rasio Gini Indonesia Belum Membaik

Oleh : Ridwan | Jumat, 21 Juli 2017 - 11:15 WIB

Ketua Umum Kadin Rosan P Roslani dan pengurus lainnya. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Kadin Rosan P Roslani dan pengurus lainnya. (Foto: Istimewa)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Otonomi daerah dan daya beli masyarakat yang menurun dinilai sebagai faktor pendorong membesarnya ketimpangan rasio gini Indonesia. Selama ini pemerintah dan dunia usaha sudah berupaya memperkecil rasio gini.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani mengatakan, kalau dilihat, daya beli saat ini sedang menurun dan itu berpengaruh pada rasio gini. Pekerjaan rumah kita sekarang adalah untuk meningkatkan daya beli dan menjaga pertumbuhan.

"Harus ada terobosan, termasuk mendorong sektor informal untuk menciptakan pekerjaan baru. Beberapa dukungan, seperti pemberian dana murah untuk berinvestasi atau memulai usaha, harus dijalankan," ungkap Rosan di Jakarta (20/7/2017).

Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukan kajian atas otonomi daerah dan ketimpangan di lima provinsi di Indonesia yaitu DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan Selatan dan Bengkulu.

Dalam kesimpulannya dihasilkan bahwa ketimpangan ekonomi memburuk sejak model otonomi daerah diterapkan. Otonomi daerah bahkan bukan sebagai konteks waktu dalam persoalan ini, melainkan menjadi salah satu faktor pemicu.

Direktur Eksekutif Indef Eny Sri Hartati mengatakan, riset masih berlangsung saat ini. Meski demikian, Indef bisa mengambil kesimpulan sementara dari data yang sudah terkumpul.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah melalui penjelesannya menyebutkan, pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Otonomi yang dimaksud tidak sebatas lingkup pemerintahan, tetapi juga mencakup pengelolaan keuangan.

Namun, rasio gini sebagai alat ukur ketimpangan pengeluaran masyrakat justru menunjukkan pemburukan sejak 2005. Sampai 2004, rasio gini berkisar di 0,32. Mulai 2005, rasio gini berangsur-angsur menanjak hingga mencapai titik terburuk pada 2011 sampai dengan 2015, yakni 0,4. Pada 2016, rasio gini sedikit membaik di 0,39.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Happy Salma bersama tim dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan tim produksi sebelum pementasan konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai.

Kamis, 25 April 2024 - 00:57 WIB

Terinspirasi Program Merdeka Belajar Kemendikbudristek, Happy Salma Gelar Konser Musikal

Konser musikal bertajuk Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai itu digelar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang berkolaborasi dengan Titimangsa dan SMKN 2 Kasihan (SMM Yogyakarta)…

Krisdayanti kenalkan produk bulu mata palsu Lavie Beauty X Krisdayanti.

Kamis, 25 April 2024 - 00:31 WIB

Tak Sarankan Extention Bulu Mata, Krisdayanti Luncurkan Bulu Mata Palsu Karyanya

Setelah puluhan tahun selalu menggunakan bulu mata palsu, akhrinya Krisdayanti mengenalkan bulu mata palsu karyanya sendiri, Lavie Beauty X Krisdayanti.

Penandatanganan kerjasama RS Premier Bintaro dengan BMW Indonesia.

Rabu, 24 April 2024 - 23:32 WIB

Kolaborasi RS Premier Bintaro dan BMW Indonesia Tingkatkan Patien Experience

Penandantanganan menghasilkan kolaborasi RSPB dengan BMW Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan premium pengantaran pasien pasca operasi kasus bedah orthopedi dan bedah vaskular.

#bluBuatBaik Waste Station sudah tersebar di 7 lokasi strategis.

Rabu, 24 April 2024 - 23:16 WIB

Hari Bumi, Ini Langkah Kecil Memilah Sampah Untuk Bumi Lebih Sehat

blu by BCA Digital turut memfasilitasi dengan membangun sarana seperti Waste Station dan mengintegrasikan aplikasi Rekosistem x blu untuk mendorong perubahan kebiasaan dalam mengelola sampah…

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).