Neraca Perdagangan Surplus, Ekspor Terus Digenjot

Oleh : Ridwan | Rabu, 19 Juli 2017 - 15:40 WIB

Ilustrasi Ekspor (ist)
Ilustrasi Ekspor (ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Juni tahun 2017 Indonesia mengalami surplus perdagangan sebanyak USD 1,63 miliar, dengan total ekspor USD 11,64 miliar dan impor USD 10,01 miliar. Menurut Badan Pusat Statistik, surplus kemarin disebabkan oleh peningkatan perdagangan sektor nonmigas sebesar USD 1,96 miliar.

Sepanjang Januari hingga Juni 2017, total ekspor naik sebesar USD 79,96 miliar. Dengan total impor naik sebesar USD 72,33 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2017, neraca perdaganagan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 7,63 miliar.

Pangsa ekspor nonmigas, selain 13 negara utama tujuan ekspor, mengalami penurunan jika dibanding periode Januari-Juni 2016, dari 31,36 persen menjadi 29,78 persen. Namun hal tersebut dapat menjadi potensi bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor di negara-negara yang menjadi pasar non-tradisional tersebut.

Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, sudah ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor melalui perundingan dengan negara tujuan non-tradisional sekaligus ada pasar-pasar baru.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mensyukuri neraca perdagangan tahun ini. Namun, Mendag mengingatkan bahwa penurunan ekspor juga harus menjadi perhatian. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus buka pasar ke berbagai negara.  

"Tadi saya bertemu duta besar Sri Lanka dan kita akan segera menindaklanjuti kesepakatan antara kedua kepala negara untuk menyusun Preferential Trade Agreement (PTA). Dengan Turki juga kita lakukan hal yang sama, lalu dengan Afrika segera ditindak lanjuti, dan berbagai negara lainnya," tutur Enggar kepada Wartawan di Jakarta (18/7/2017).

Mendag berharap, melalui di versifikasi pasar ekspor nantinya akan mampu mengimbangi penurunan ekspor Indonesia hingga pada suatu saat diharapkan ekspor bisa meningkat kembali. ”Kita harus lebih baik dari waktu yang lalu.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Ahmad Heri Firdaus menilai langkah yang diambil oleh pemerintah merupakan langkah yang baik. Menurut Heri, upaya tersebut patut didukung dengan dengan promosi produk, dukungan biaya logistik, dan transportasi yang memadai.

"Ya itu salah satu upaya yg baik. Upaya pencarian pasar yg baru itu harus jg didukung sama promosi produk, mensupport biaya logistik dan transportasi untuk eksportir," tukas Heri kepada wartawan (18/7/2017).

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:44 WIB

Bank BTPN Akuisisi Dua Perusahaan Pembiayaan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance

Akuisisi OTO dan SOF jadi tonggak penting bagi Bank BTPN dalam mendorong inovasi produk dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan perbankan dan pembiayaan masyarakat Indonesia.

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University

Kamis, 28 Maret 2024 - 14:13 WIB

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI, Mahasiswa President University Raih Beasiswa dari Sony Music Group Global Scholars Program

Alfath, mahasiswa President University, musisi muda Indonesia asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang tengah menempuh studi sarjana Sistem Informasi untuk Bisnis dan Manajemen telah mencatat…

TikTok Rising Temukan Sensasi Musik Indonesia Berikutnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:50 WIB

TikTok Rising Temukan Sensasi Musik Indonesia Berikutnya

Platform hiburan digital terkemuka, TikTok, meluncurkan TikTok Rising Indonesia, program baru untuk menemukan dan mendukung talenta-talenta lokal yang sedang berkembang, membina komunitas musisi…

Instruktur AC Daiki di hadapan peserta

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:12 WIB

DAIKIN Goes to Campus Kunjungi Dua Perguruan Tinggi di Padang

PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) kembali mengadakan sesi kuliah tamu, di dua perguruan tinggi di Padang, yakni di Politeknik Negeri Padang dan Universitas Bung Hatta. Kegiatan ini…

TikTok

Kamis, 28 Maret 2024 - 12:05 WIB

Fitur Sosial Media Ada di Tiap E-Commerce, Apakah Melanggar? Ini Kata Ekonom...

Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi antara TikTok dan Tokopedia hampir rampung.