Efektivitas Pembentukan Satgas Penertiban Impor Mulai Dipertanyakan

Oleh : Herry Barus | Rabu, 12 Juli 2017 - 12:48 WIB

Bahan Logistik di Indonesia
Bahan Logistik di Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mempertanyakan efektivitas pembentukan satuan tugas (satgas) penertiban impor berisiko tinggi (PIBT) yang diprakarsai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Menurut Enny saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (12/7/2017) pembentukan satgas ini akan menghabiskan biaya dan merupakan euforia semata sehingga tidak akan menyelesaikan persoalan utama dalam bidang penertiban impor berisiko tinggi.

Pembentukan satgas tersebut, tambah Enny, juga akan memberatkan importir yang akan menanggung beban ongkos sebelum barang kiriman tersebut tiba di pelabuhan.

Untuk itu, Enny menyarankan agar persoalan impor berisiko tinggi diatasi melalui optimalisasi fungsi dan koordinasi otoritas kepabenanan yang selama ini belum terlihat efektif.

Salah satunya adalah dengan mendorong pemanfaatan portal Indonesia National Single Window (INSW) yang dinilai belum terlihat jelas manfaatnya bagi percepatan pelayanan di kawasan pelabuhan.

"Satgas mestinya untuk memperkuat dan menggaransi aturan-aturan yang standar, bukan untuk menyelesaikan persoalan. Jadi terbalik, instrumennya dulu diperkuat, baru dibentuk Satgas. Sementara itu, INSW baru wacana terus, pengaplikasiannya belum nyata di lapangan," katanya.

Enny juga mempertanyakan kewenangan otoritas kepabeanan yang sangat besar di kawasan pelabuhan sehingga bisa menentukan boleh tidaknya suatu barang untuk melintas.

"Kalau misalnya ada satu rencana Bea Cukai mau membuat suatu klasifikasi (penertiban impor berisko tinggi), itu sebenarnya yang berhak membuat bukan Bea Cukai, tapi kementerian teknis," ujarnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berencana membentuk satgas penertiban impor berisiko tinggi yang akan dikuatkan melalui penerbitan perpres.

Pembentukan satgas ini diperlukan karena banyaknya praktik tidak sehat di pelabuhan dan perbatasan yang dapat merusak sendi perekonomian.

Tugas satgas adalah melaksanakan penertiban impor berisiko tinggi di pelabuhan utama dan perbatasan wilayah Indonesia.

Wewenang satgas adalah melakukan pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan teknologi informasi dari kementerian lembaga atau pihak lain.

Selain itu, membangun sistem pencegahan dan penertiban impor berisiko tinggi serta melakukan operasi tangkap tangan dan melakukan kegiatan evaluasi.

Satgas ini diketuai oleh Menteri Keuangan dengan Dewan Pengarah adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Menteri Perdagangan dan kepala Kantor Staf Kepresidenan.

Menurut rencana, Direktur Jenderal Bea dan Cukai akan bertugas sebagai ketua harian.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Arta Monica Pasaribu, S.IP – President University Mahasiswa S2 MMT

Selasa, 23 April 2024 - 17:30 WIB

Strategi Marketing Dinamo Listrik Buatan Lokal untuk Mendukung Net Zero Emission

Tidak dapat dipungkiri ternyata penggunaan kendaraan listrik seperti motor listrik sangat tumbuh dengan cepat. Pemerintah mencatat keberadaan motor dan mobil yang berbasis listrik di sini naik…

PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi demi generasi masa depan.

Selasa, 23 April 2024 - 17:28 WIB

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) menunjukkan komitmennya untuk mendorong dekarbonisasi di sektor industri maritim sekaligus wujud kecintaan PIS untuk menjaga kelestarian bumi…

Fransiscus Go sedang memegang hasil kebun di Nara Kupu Village Sawangan, Depok-Jawa Barat. (Foto: Istimewa)*

Selasa, 23 April 2024 - 16:35 WIB

Pengusaha Sukses NTT Ini Sebut Program Food Estate Efektif untuk Pemanfaatan Lahan yang Sudah Lama Tertidur

Jakarta - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go menilai bahwa program Food Estate, atau pengembangan pangan secara terintegrasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah…

Yohanes Jeffry Johary , Managing Director OCS Indonesia (kiri) berdialog dengan narasumber lainnya pada kegiatan yang bertajuk “Global Facilities Management Trends in the 2024 Indonesian Market”

Selasa, 23 April 2024 - 16:08 WIB

OCS dan Solenis Indonesia Ungkap Tren-Tren Utama dalam Industri FM yang Relevan dengan Berbagai Sektor Industri di Tanah Air

Jakarta- OCS Indonesia, perusahaan terkemuka penyedia layanan jasa dan manajemen fasilitas (FM), berkolaborasi dengan Diversey, bagian dari Solenis, untuk membahas secara mendalam mengenai tren-tren…

Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Selasa, 23 April 2024 - 14:13 WIB

Perjalanan Sastra Agoda: Tujuh Destinasi Sempurna yang Membuat Cerita Lebih Hidup

Dalam rangka merayakan Hari Buku Sedunia, Agoda mengubah perjalanan fantasi menjadi petualangan nyata, mengundang para penggemar sastra untuk menjelajahi lokasi-lokasi inspiratif dari buku-buku…