Ini Empat Langkah Strategis Menperin Menghadapi Era Revolusi Industry 4.0

Oleh : Robert Barus | Selasa, 11 Juli 2017 - 11:41 WIB

Menperin Airlangga Hartarto di pabrik baja Posco (dok-kemenperin)
Menperin Airlangga Hartarto di pabrik baja Posco (dok-kemenperin)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sistem industri 4.0 dinilai banyak pihak dapat memberi keuntungan bagi sektor manufaktur, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi sebesar 12-15 persen.

Dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto-pun secara terus-menerus menyoroti  sistem 4.0 didalam berbagai kesempatan.

Concern tersebut menurutnya, dikarenakan sistem industri 4.0 dinilai dapat memberi keuntungan bagi sektor manufaktur, semisal dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi sebesar 12-15 persen.

Untuk itu, imbuhnya, industri nasional perlu menerapkan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan yang mampu mengintegrasikan dunia online dan lini produksi dengan memanfaatkan internet sebagai penopang utamanya.

“Pengembangan R&D ke depan diarahkan pada upaya agar industri nasional aktif melakukan inovasi teknologi guna mentransformasikan dan mengimplementasikan sistem industri 4.0 dalam proses produksinya,” katanya beberapa waktu lalu kepada Industry.co.id.

Pihaknya,  menurut Menperin,  telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia mampu menghadapi era revolusi industri keempat tersebut.

Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.

“Guna mendukung upaya tersebut, kami juga menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. Pengembangan program ini sekaligus menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019,” ujarnya.

Kedua, yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.

“Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era industri 4.0,” imbuhnya.

Ketiga, lanjut Airlangga, pihaknya meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. 

Keempat, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.

Upaya inkubasi ini sebetulnya telah dilakukan Kemenperin dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno Park - Rumah Software Indonesia, dan Batam (Pusat Desain Ponsel).

Kontribusi industri

Menperin berharap terjadi juga pemerataan pembangunan industri di seluruh wilayah Indonesia serta terus tercapainya pertumbuhan yang maksimal dari  sektor industri pengolahan yang ada.

“Kami terus mendorong pemerataan pembangunan industri terutama di luar Jawa dalam upaya mewujudkan Indonesia sentris. karena, sektor industri memiliki multiplier effect dan peran yang strategis dalam perekonomian nasional,” papar Airlangga.

Menperin menyebutkan, pada triwulan I tahun 2017 , sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 20,48 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, di mana sekitar 18,08 persen berasal dari industri pengolahan non-migas.

“Kontribusi ini adalah yang terbesar dibandingkan sektor-sektor pembentuk PDB lainnya, seperti pertanian, perdagangan, konstruksi, pertambangan, dan lain-lain,” tegasnya.

Dalam catatan Kemenperin, industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 4,42 persen pada tahun 2016. Kemudian, pada triwulan I tahun 2017, pertumbuhan industri pengolahan non-migas mengalami peningkatan menjadi 4,71 persen. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar4,51 persen.

Kinerja yang baik tersebut ditopang oleh ekspor sektor industri yang meningkat sebesar 19,93 persen pada triwulan I tahun 2017. Nilai ekspor sektor industri pada triwulan I tahun 2017 mencapai USD 30,57 miliar atau memberikan kontribusi mencapai 75,28 persen dari total ekspor nasional periode yang sama sebesar USD 40,61 miliar.

Sub sektor industri yang mengalami pertumbuhan tinggi pada triwulan I tahun 2017 adalah industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 8,34 persen, industri makanan dan minuman sebesar 8,15 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 7,52 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 7,41 persen, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 4,65 persen.

“Momentum yang baik ini perlu kita pertahankan dan kita tingkatkan agar target pertumbuhan industri sebesar 5,4 persen untuk tahun 2017 yang telah ditetapkan dapat kita capai,” pungkas Airlangga.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

THR Emas Pegadaian

Kamis, 18 April 2024 - 16:51 WIB

Pegadaian Catat Transaksi Tabungan Emas Naik Sebesar 8,33% Pada Maret 2024

PT Pegadaian mencatat penjualan Tabungan Emas pada momen lebaran tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan. Pada Maret 2024 atau menjelang lebaran, transaksi Tabungan Emas naik sebesar 8,33%…

BRI insurance siap melesat

Kamis, 18 April 2024 - 16:22 WIB

BRI Insurance Siap Melesat Dahsyat di HUT ke 35

PT. BRI Asuransi Indonesia yang dikenal BRI Insurance merayakan hari ulang tahunnya yang ke 35 dengan mengusung tema "Melesat Dasyat".

KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Kamis, 18 April 2024 - 15:09 WIB

Top! KoinWorks Group Melaporkan Profitabilitas Untuk Dua Lisensi Bisnis

Jakarta- KoinWorks Group mengumumkan status profitabilitas untuk dua lisensi legalnya, yaitu BPR KoinWorks Sejahtera Annua (KoinWorks Bank) dan Lunaria Annua Teknologi (LAT).

KOLTIVA

Kamis, 18 April 2024 - 14:31 WIB

KOLTIVA Luncurkan Teknologi EUDR Untuk Bisnis Berkelanjutan Siap Hadapi Peraturan Global Bebas-Deforestasi Uni Eropa

KOLTIVA, perusahaan teknologi global rintisan terkemuka dengan lebih dari 11 tahun pengalaman di bidang pertanian berkelanjutan dan ketertelusuran rantai pasok di 61 negara, meluncurkan Solusi…

Pupuk Indonesia

Kamis, 18 April 2024 - 13:42 WIB

Pupuk Indonesia Gunakan Snowflake Data Cloud untuk Transformasi Produksi Pertanian Nasional

Pupuk Indonesia memilih Snowflake Data Cloud untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur data yang meningkat tajam terkait penyediaan teknologi pertanian cerdas terkini kepada lebih dari 95.000 petani…