Kota Cerdas (Smart City) Tidak Sama Dengan SDM Cerdas

Oleh : Hendra Triana | Minggu, 18 Juni 2017 - 03:24 WIB

Hendra Triana, Praktisi I.T, Dosen & Business Analyst
Hendra Triana, Praktisi I.T, Dosen & Business Analyst

INDUSTRY.co.id - APA ITU KOTA CERDAS (SMART CITY ) ?

Adalah salah satu solusi atas perkembangan yang significant dari pertumbuhan infrastuktur suatu kota/daerah yang sangat komplek dengan permasalahan pengelolaan asset sumber daya manusia, mesin/alat, peraturan yang ada untuk mengantisipasi Tata kelola dan Kendali yang lebih baik sehingga dapat menekan angka ketidakpastian negatif suatu kota menjadi lebih Cepat, Tepat, Terukur dan Efisien.

Solusi yang berkaitan dengan Pengelolaan Air, Energi Bersih dan Energi Terbarukan (re-newable Energy), Go-Green, kontrol cerdas lalu lintas, Pemerintahan elektronik (E-Government ), mobilitas perkotaan, aksesibilitas internet nirkabel dan pengelolaan limbah sebagai  contoh yang dapat disorot dalam daftar panjang solusi yang diusulkan berorientasi masalah.

Tantangannya adalah bukan Teknologi yang tidak dapat diimplementasikan, tetapi bagaimana merancang dan menggunakan Teknologi untuk manfaat nyata demi kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat warganya.

Pengertian Penulis sebelum Trend Kota Cerdas (Smart City ) Populer  dicanangkan di Indonesia dan setelah mengunjungi dan tinggal di beberapa Negara Bagian dunia Maju, Langkanya Petugas Kepolisian disetiap sudut Kota ( segera hadir saat ada kejadian ), Tertibnya orang mengantri Tiket di Pusat Angkutan masal (MRT, Taxi, Airport, Lift, Escalator ), Mudahnya Akses Internet Nir-Kabel (Free-Wifi), Langkanya Sampah bertumpuk, Tidak Membuang ludah Sembarangan, Tidak terlihat Ada serangga (Semut, Kecoa, Lalat, Nyamuk), Makanan yang dibeli dan dimakan tidak pernah bersisa menjadi sampah (mubazir),  mudahnya Informasi  Pertolongan Keamanan dan Kecelakaan, Informasi Tempat Penting Kesehatan/Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, Petunjuk dan pengaturan Lalu Lintas, Arah Jalan dan keteraturan lainnya adalah sebagai contoh nyata yang telah diimplementasikan di Negara-negara maju.

KAPAN DIMULAI KOTA CERDAS ?

Salah satu referensi pertama dengan istilah “pertumbuhan pintar” adalah terkait dengan percobaan di AS untuk mengatur dan insentif kebijakan untuk pengembangan kota.

Portland, Oregon  adalah contoh sukses yang terkenal dari model-model pertama. A Smart Kota didefinisikan sebagai kota yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk membuat komponen infrastruktur yang penting / kritis dan pelayanan Jasa dari sebuah kota seperti Administrasi, Pendidikan, Kesehatan, Keselamatan Publik, Real Estate, Transportasi, dan Utilitas, dalam lebih sadar, interaktif , dan cara yang efisien (Bélissent, 2010).

Membangun kota pintar bukan hanya trend fashion; mereka dibutuhkan oleh seluruh peradaban sebagai solusi berkelanjutan untuk kehidupan perkotaan (Townsend, 2013).

Konsep Cerdas Kota ini begitu luas dan abstrak bahwa, pemahaman yang tepat lengkap hanya dapat diperoleh jika beberapa definisi, dari berbagai penulis, latar belakang dan tanggal dianalisis bersama-sama. Hollands menyatakan bahwa: “... kita tahu sangat sedikit tentang apa yang disebut kota pintar, terutama dalam hal apa label ideologis mengungkapkan serta menyembunyikan” (2008).

Konsep dan Ide awal tentang Kota Cerdas di Indonesia dimulai sekita awal tahun 2012 karena didorong oleh kondisi Infrastuktur Kota-kota Metropolitan di Indonesia, Tata Kelola Layanan Publik dan Kesemrawutan Kondisi Kota yang memprihatinkan, maka Pemerintah dan Masyarakat Akademis Peduli menggagas Konsep dan Ide Kota Cerdas di Indonesia. Implementasi E-Government (Elektronik) di Indonesia sebagai awal contoh dan pondasi Kota Cerdas mulai diterapkan di Sektor Pemerintahan sebagai Operator Tata Kelola Pemerintahan Kota.

“Harian Kompas dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didukung PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengumumkan penganugerahan Kota Cerdas 2015, Kamis ini (13/8).

Salah satu penyusun kriteria IKCI 2015 yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB, Suhono Harso Supangkat, menjelaskan, IKCI disusun, dan diolah berdasarkan data sekunder dari 93 kota otonom yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan enabler dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga ditambah dengan data dari pemerintah kota.

Hasilnya, muncul 15 kota nomine yang terbagi dalam tiga kelompok, yakni 5 kota untuk kategori kota berpenduduk sampai dengan 200.000 jiwa, 5 kota dengan penduduk di atas 200.000 sampai dengan 1 juta jiwa, dan 5 kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.

"Lima kota terbaik nomine kelompok kota besar adalah Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Tangerang," ujar Suhono kepada Kompas.com, Kamis (13/8).

Sementara lima kota terbaik nomine kelompok kota sedang adalah Balikpapan, Pontianak, Yogyakarta, Malang, dan Surakarta (Solo).

Berikutnya adalah kota terbaik nomine kelompok kota kecil yakni Madiun, Malang, Mojokerto, Bontang, dan Salatiga. Penghargaan Kota Cerdas merupakan puncak rangkaian penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 yang telah diluncurkan pada 24 Maret 2015 lalu. Penyusunan IKCI 2015 dilatarbelakangi semakin banyaknya penduduk di perkotaan dan kompleksitas permasalahan kota. Kondisi inilah yang kemudian melahirkan tantangan bagaimana cara mengelola kota dengan cerdas dan bertujuan akhir meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup penduduknya. Perbaikan-perbaikan dan penerapan konsep kota cerdas pun muncul, termasuk di Indonesia.

Inovasi yang berhasil memperbaiki kualitas hidup warga inilah yang kemudian patut diapresiasi lewat penyusunan IKCI 2015 dan kegiatan penganugerahan Kota Cerdas 2015. Penghargaan ini diberikan untuk menghargai daerah yang sudah berhasil, sekaligus mendorong kota-kota lain untuk ikut bergerak bersama menerapkan konsep kota cerdas.

Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan IKCI 2015 meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebuah kota dianggap bisa menerapkan konsep cerdas dalam perekonomian apabila kota tersebut ditopang perekonomian yang berjalan dengan baik, termasuk kegiatan industri, dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, terutama manusia sebagai aset dan aktor utama penggerak ekonomi.

Sementara dalam segi pengelolaan aspek sosial, sebuah kota dinilai berhasil jika masyarakat bisa menikmati keamanan, kemudahan dan kenyamanan di kota tersebut. Warga mendapatkan layanan kesehatan, transportasi, serta layanan publik lainnya yang mudah diakses dan layak. Pengelolaan lingkungan yang cerdas juga dapat digambarkan sebagai kota yang bisa menyediakan hunian yang sehat, pengelolaan energi dengan prinsip hemat, dan kesesuaian tata ruang. (Hilda B Alexander/Kompas.com)”

DIMANA IDEALNYA DILAKSANAKAN KOTA CERDAS ?

Ditengah perkembangan Populasi yang demikian pesat dan tantangan perkotaan lainnya, penerapan kota cerdas (smart city) menjadi mutlak diperlukan untuk menjamin sustainability (keberlangsungan) sebuah kota dan kenyamanan penghuninya. Smart City merupakan salah satu pilar pembangunan sangat penting dengan tantangan urbanisasi dan kopleksitas permasalahan kota

Saat ini 55% Penduduk Indonesia bermukim di Perkotaan, angka ini berkembang enam kali lipat dari dekade 1970-an, menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penerapan Smart City untuk menciptakan Ruang Perkotaan yang berkwalitas untuk kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk menjadi Smart City, kawasan Perkotaan harus memiliki 20% Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20% Jalan dan Pedesteran, hingga pengelolaan sampah yang baik sehingga bisa terwujud perkotaan yang Indah, Bersih, Berkarakter dan Nyaman.

Syarat kota cerdas lainnya adalah harus bisa melayani Sistim Internal dan Ekternal Kotanya dan bisa membentuk Jejaring Perkotaan yang saling terkoneksi dan terintegrasi secara otomatis satu dan lainnya.

Delapan Atribut Pengelolaan Kota Cerdas Berkelanjutan yaitu  “Smart Development Planning & Design, Smart Open Space, Smart Water, Smart Waste, Smart Building & Construction, Smart Energy dan  Smart Community “

Konsep smart city juga diterapkan dengan perencanaan Pembangunan lainnya misalnya Teknologi untuk mengukur dan memonitor debit air dan Banjir di di Bendungan, Free Flow jalan Toll, analisis Lalu Lintas Kendaraan, Informasi Cuaca , Informasi Jadwal Keberangkatan Pesawat, Kereta Api,  Pengelolaan sampah terpadu dan pembangunan berkonsep smart building lainnya

Penerapan Konsep smart city ini bukan hanya tanggung jawab Pemerintah tetapi juga swasta dan masyarakat.  Pengembang dapat melakukan pola pembangunan dengan konsep SINERGIS sehingga dapat menyediakan open space yang proposional terhadap lahan yang dibangun, masyarakat juga dapat memberikan masukan untuk mewujudkan perkotaan cerdas berkelanjutan

BAGAIMANA KORELASI KOTA CERDAS DENGAN SDM CERDAS ?

Banyak yang tidak menyadari bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa Alloh SWT telah menciptakan mahluknya sangat sempurna dan berakal, apapun yang diminta dan diinginkan akan mudah sekali diimplementasikan dan diciptakan karena Manusia semuanya diberikan Anugrah Pemikiran Kreatif dan Produktif, masalahnya Mau atau Tidak tergantung Niat dan Ihtiarnya ?

Analisa Penulis bahwa Kota Cerdas akan Tercipta dan Dijamin Keberlangsungannya sehingga berkelanjutan bila SDM (Sumber Daya Manusia ) sudah cerdas dimulai dari hal kecil dan sederhana Tidak Buang Sampah Sembarang dan pada Tempatnya, Patuh Rambu Lalu Lintas, Mengerti Rambu dan Simbol Larangan ditempat Umum, Tidak Meludah dan Pipis Sembarangan, Penegakan dan Pengawasan Hukum dan Sanksi yang tegas tanpa pandang bulu, Sosialisasi Peraturan pada Masyarakat yang berkelanjutan, dapat dimulai dari Diri Individu, Keluarga dan Masyarakat dan Pemimpin.

Alat dan Teknologi adalah bagian pelengkap saja dan saat ini murah dan mudah  didapatkan di pasaran tidak serta merta harus membangun dari awal ( from scratch) sehingga dapat efisien dan terukur dalam  pembelanjaan dan anggaran. 

Pada Era Digital saat ini semua perencanaan Bisnis yang ideal selalu diawali/dipicu dengan Perencanaan Managemen Sistim Informasi (MIS) Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga dapat dengan Mudah melakukan integrasi sistemnya dengan melihat Komponen Stakeholder terkait dan Bisnis Proses Transfromasi yang akan dikolaborasikan.

Perencanaan Proyek sebesar apapun akan mudah dan berhasil dilaksanakan bila SDM organisasi yang dibentuk sesuai dengan Kompetensi dan Pengalamanya serta memiliki Mental Individu yang Mengenal Dirinya, Mengenal Lawan dan Kawan, dan Mengenal Medan yang dihadapinya yakin tidak akan ada Ego Sektoral ( saya lebih pandai dari yang lain ) dan ada Pilot/Leader yang Powerfull mengendalikannya sehingga akan tercapai hasil yang diharapkan karena Kita semua Hebat sebagai mahluk Ciptaan-Nya.

Penghargaan atas Profesionalisme dan Kompetensi SDM Pelaksana sebagai bagian Pemicu dan tidak dapat diabaikan menjadi gairah Berjalannya suatu organisasi proyek.

Kota Cerdas (Smart City) akan terlaksana dengan baik dan berkelanjutan bila Masyarakatnya Sudah CERDAS termasuk Pemimpin Masyarakat Kota dan Pelaksananya juga CERDAS.

Semoga Tulisan ini Bermanfaat dan sebagai Sharing Pengetahuan dan Pengalaman.

HENDRA TRIANA, Business Transformation Analyst, Praktisi  TIK-Teknologi Informasi dan Komunikasi, Auditor Teknologi Informasi pada (IATI-Ikatan Auditor Teknologi Indonesia), Dosen pada PTS,  Sekretaris Jendral pada KIRM-Komite Independen Revolusi Mental Indonesia. HT4IND-JUNI-2017

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi aset kripto

Selasa, 19 Maret 2024 - 16:06 WIB

Bitcoin Koreksi Setelah Cetak ATH, Ini Strategi yang Perlu Dipertimbangkan

Minggu lalu  menjadi perjalanan rollercoaster bagi investor Aset Kripto, karena Bitcoin (BTC) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $73,000 pada Kamis (14/3/2024), namun aksi profit-taking membawa…

Prof. Budi Soesilo Supanji

Selasa, 19 Maret 2024 - 15:48 WIB

President University Perkenalkan Budaya Indonesia di East-West Center AS

Ketua Yayasan President University Prof Budi Susilo Supanji akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) dalam rangka menghadiri undangan East-West Center yang dibangun oleh Presiden John F Kennedy…

Penandatangan perjanjian kerjasama PT Easterntex dengan PLN

Selasa, 19 Maret 2024 - 15:46 WIB

Dukung Upaya Penggunaan Energi Bersih, PT Easterntex Beralih Menggunakan Listrik Dari PLN

PT Easterntex telah beralih dari penggunaan listrik yang berasal dari pembangkit milik pribadi menjadi menggunakan listrik yang disuplai oleh PT PLN (Persero) dengan kapasitas sebesar 15 Megawatt…

PT Pamapersada Nusantara Jalin Kerjasama Dengan PT Pelita Air Service

Selasa, 19 Maret 2024 - 15:37 WIB

Fasilitasi Perjalanan Dinas Karyawan, PT Pamapersada Nusantara Jalin Kerjasama Dengan PT Pelita Air Service

PT Pamapersada Nusantara dan Pelita Air Service melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama terkait sarana transportasi pesawat untuk karyawan PAMA Group dalam melaksanakan perjalanan…

IFG Life

Selasa, 19 Maret 2024 - 15:22 WIB

Sabet Penghargaan Asuransi, IFG Life Tegaskan Komitmen Pulihkan Kepercayaan Publik

Dalam menjalankan bisnisnya, IFG Life menjunjung tinggi tata kelola yang baik dan manajemen risiko yang kuat dan penuh kehati-hatian. Perusahaan juga mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk…